Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis Karakter Dasa Dharma untuk Mengembangkan Keterampilan Kepramukaan Peserta Didik di Gugus Depan
Ali Harsojo, M. Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang besar bertanggungjawab atas peningkatan mutu pendidikan nasional secara berkelanjutan. Pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah proses yang sangat kompleks dan saling berkaitan. Sebagai suatu sub sistem dalam pembangunan bangsa, di dalamnya terintegrasi beberapa komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu: komponen peserta didik guru pembina, kurikulum dan pembelajaran. Selain itu juga sarana dan prasarana, manajemen penyelenggaraan, dan keuangan. Keberhasilan mewujudkan amanat haruslah mendapat dukungan integratif dari sub sistem lain.
Bangsa Indonesia dengan segala manajemen rumah tangganya senantiasa berdampingan dengan negara lain dalam jajaran dunia internasional. Pendidikan nasional Indonesia perlu terus dikembangkan agar tidak ketinggalan dari negara lain sekaligus memiliki daya saing yang kuat. Hal ini merupakan tantangan bagi setiap elemen bangsa untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah memilih dan melaskanakan solusi alternatif yang relevan dengan perkembangan zaman.
Proses pendidikan terus bergerak maju dari masa ke masa berikutnya. Pendidikan harus terus berinovasi sesuai dengan perkembangan dan kemampuan setiap pemangku kepentingan. Pada gilirannya pendidikan itu dapat mengalami kemajuan yang signifikan. Dalam perkembangannya, kemampuan individu yang profesional akan dapat bertahan dalam mengembangkan pendidikan itu sendiri. Inovasi akan terus dilakukan dan lahir dari individu yang memiliki kompetensi memadai. Perlu diketahui bahwa pendidikan merupakan kekuatan alamiah. Pada perkembangannya, dengan pendidikan pula akan lahir peradaban baru dan terus diperbaharui. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas dengan inovasi yang tinggi sangat penting dipacu menuju masa depan yang semakin baik.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki kekuatan untuk terus melanjutkan cita-cita para pendahulu membangun peradaban yang semakin baik. Para pejuang bangsa telah membuktikan darmanya terhadap ibu pertiwi dengan sungguh-sungguh dan hasil yang nyata, para pahlwan tersebut telah meraih kemerdekaan, berdiri bebas di atas penderitaan dan sandera bangsa lain. Jiwa patriotisme, nasionalisme serta perasaan senasib dan sepenanggungan menjadi modal utama mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Jiwa dan semangat itulah yang melandasi untuk tetap ditanamkan dan didarmabaktikan generasi penerus bangsa melalui gerakan pramuka Indonesia.
Gerakan Pramuka merupakan organisasi penndidikan yang komplementer (melengkapkan pendidikan formal dan nonformal) pada segmen yang belum ditangani oleh lembaga pendidik yang lain. Gerakan pramuka menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam melaksanakan aktivitas kepramukaan. Metode kepramukaan tersebut meliputi; di alam terbuka, sebagai “Self education” bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/ pramuka itu sendiri.
Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan yang dilakukan di alam terbuka (di luar sekolah dan keluarga) dengan praktis dalam bentuk kegiatan yang yang berorientasi pada pendidikan karakter, aktivitas yang menarik, menantang, dan menyenangkan, Harus juga berorientasi pada kegiatan yang sehat, teratur dan terarah, dengan menerapkan PDK dan MK.
Tujuannya adalah terbentunya karakter atau watak, kepribadian dan akhlak mulia. Pendidikan Kepramukaan yang ditujukan pada anggota dewasa dilakukan melalui beberapa tahapan yang harus dilalui diantaranya; Kursus Pembina Mahir Dasar (KMD), Kursus Pembina Mahir Lanjutan (KML), Kursus Pelatih Dasar (KPD), dan Kurus Pelatih Lanjutan (KPL).
Gerakan pramuka merupakan instrumen untuk meletakkan nilai-nilai luhur pramuka yang terjelma dalam dasa darma pramuka dan satya darma pramuka, sehingga pramuka menjadi sangat penting untuk diajarkan, dilatihkan dan “didarahdagingkan” kepada peserta didik pada setiap gugus depan. Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pramuka, terdapat 5 komponen penting, yaitu tujuan, pendidik atau pembina pramuka, peserta didik atau para anggota pramuka gudep, materi kepramukaan dan inovasinya, dan evaluasi secara berkelanjutan. Kelima aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk lingkungan pembelajaran pramuka yang dinamis. Pembelajaran dalam kegiatan pramuka disebut efektif apabila dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dan latihan pramuka yang ditentukan berdasarkan jenjangnya. Pembina perlu menyusun strategi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mampu membuatnya mencapai kompetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran dan latihan yang dilaksanakan.
Pramuka adalah kegiatan pembelajaran dan latihan yang relatif unik, menantang, menarik dan menyenangkan. Kegiatan pramuka perlu mengembangkan kegiatan dengan kreativitas pembelajaran yang relevan dengan tingkat dan kebutuhan peserta didik di gudep. Kreativitas selalu berproses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda denga napa yang telah dilakukan sebelumnya. Individu yang kreatif bias anya selalu mencoba sesuatu hal yang baru, unik dan original. Kemudian, juga mampu memberikan alternatif terhadap sesuatu yang talah ada. Kreativitas seseorang seharunya senantiasa dievaluasi secara internal.
Pemikir kreatif selalu menentukan kualitas standar yang ditetapkan sendiri. Kreativitas meliputi ide yang tidak dibatasi. Pemikir kreatif harus bisa melihat suatu masalah dari berbagai aspek (sudut pandang) dan menghasilkan solusi yang baru dan tentang pentingnya penerapan strategi-startegi pembelajaran yang dapat meningkatkan kecakapan berpikir kreatif peserta didik. Kreativitas pembina dalam menciptakan pembelajaran kepramukaan merupakan inovasi pendidikan kepramukaan yang dapat mendongkrak karakter positif peserta didik peserta latihan pramuka di setiap gugus depan.
Berdasarkan uraian di atas, maka menjadi penting untuk mencari solusi alternatif inovasi pendidikan kepramukaan yang berorientasi pada peningkatan keterampilan peserta didik dengan tetap mengedepankan karakter positif peserta didik, sehingga kegiatan gerakan pramuka dapat dilaksanakan dengan semangat, menarik, unik, berkarakter, menantang dan menyenangkan. Maka, penulis tertarik untuk membahas tulisan ini yang dikemas dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis Karakter Dasa Dharma untuk Mengembangkan Keterampilan Kepramukaan Peserta Didik di Gugus Depan”
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan pemaparan di atas, maka dalam penulisan ini ditarik rumusan masalah sebagai berikut.
- Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran inovatif berbasis karakter dasa dharma untuk mengembangkan keterampilan kepramukaan peserta didik di Gugus Depan ?
- Bagaimanakah pengembangan keterampilan kepramukaan melalui penerapan strategi pembelajaran inovatif berbasis karakter dasa dharma peserta didik di Gugus Depan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdsarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut.
- Untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran inovatif berbasis karakter dasa dharma untuk mengembangkan keterampilan kepramukaan peserta didik di Gugus Depan.
- Untuk mendeskripsikan pengembangan keterampilan kepramukaan melalui penerapan strategi pembelajaran inovatif berbasis karakter dasa dharma peserta didik di Gugus Depan ?
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan tulisan ini dapat memenuhi beberapa kepentingan untuk dapat diambil manfaatnya, antara lain sebagai berikut.
1. Bagi Peserta Didik di Gudep
Sebagai wahana untuk mengembangkan diri, terutama mengembangkan keterampilan kepramukaan berbasis karakter dan dapat mengaktualisasikan diri dalam setiap kegiatan pramuka.
2. Bagi Pembina Pramuka
Sebagai instrumen untuk lebih meningkatkan kompetensi kepramukaan dan evaluasi diri pembina guna melaksanakan pembelajaran pramuka yang inovatif dan berkarakter.
3. Bagi Gugus Depan
Sebagai alat evaluasi internal untuk menentukan program dan kebijakan kepramukaan yang berorientasi pada pembelajaran pramuka yang inovatif dan berkarakter dalam membentuk pribadi peserta didik yang memiliki keterampilan kepramukaan yang memadai.
4. Bagi Pemerhati Pramuka
Sebagai masukan untuk terus melakukan kajian mendalam dalam membantu merusmuskan strategi pembelajaran inovatif berkarakter dalam kegiatan kepramukaan di gugus depan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Inovatif
Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan pembaharuan dengan kreativitas yang cukup tinggi. Invatif berarti menemukan sesuatu yang baru atau belum ada sebelumnya. Maka, pembelajaran yang inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan mengetengahkan sesuatu yang baru dan belum dipraktikkan sebelumnya. Apakah tujuannya? Tujuannya adalah menfasilitasi peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri. Selain itu juga agar terjadi proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan individual peserta didik.
Gagne memaparkan tentang ada empat fungsi yang harus dilakukan guru atau pembina kaitannya sebagai motivator. Pertama, membangkitkan motivasi pada peserta didik untuk belajar. Kedua, menjelaskan secara kongkret kepada peserta didik apa yang dapat dilakukan. Ketiga, guru memberikan reward untuk prestasi yang dicapai dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya. Kemudian yang guru membantu keteraturan sikap dan tingkah laku peserta didik.
Program pembelajaran inovatif merupakan problem solving, yakni program pembelajaran yang memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi secara langsung. Pada gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.
Dalam konteks kegiatan pembelajaran, program pembelajaran yang inovatif dapat berarti program yang dirancang sebagai upaya mencari solusi dengan pemecahan suatu masalah. Mengapa? karena program pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program pembelajaran yang sejenis sedang dijalankan akan tetapi perlu perbaikan.
Inovasi juga berarti sebagai pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Apa saja? Bisa saja berupa ide, gagasan, metode atau alat (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sesuai dengan pengertian ini, diketahui bahwa inovasi itu identik dengan sesuatu yang baru terkait dengan ide, gagasan, teknik, strategi ataupun metode. Oleh karena itu, inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Kaitannya dengan kegiatan pramuka, H. Yayat T. Soemitra memaparkan bahwa pramuka saat ini harus terus melakukan inovasi dalam setiap kegiatannya. Sebab, Pramuka termasuk kegiatan yang bersentuhan langsung dengan anak didik pramuka. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan karakter, tanggung jawab, dan menambah wawasan dalam mengembangkan imajnasi. Pramuka dapat menjadi solusi untuk menghidarkan perserta didik pramuka dari hal negative. Misalnya peserta didik dapat terhindar dari narkoba, tawuran pelajar, merokok, perbuatan kriminal dan sebagainya.
Dasa Dharma Pramuka merupakan pedoman yang harus dipegang teguh oleh setiap peserta didik. Dharma tersebut diyakini dapat menjadikan seorang peserta didik berbuat dan bertindak baik. Sementara Dasa Dhrarma ini harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang pramuka.
Kreativitas dengan inovasi yang merupakan hasil dari munculnya struktur kognitif baru dalam kegiatan pembelajaran pramuka dapat menjadi salah satu pendorong peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Pemahaman yang mendalam terjadi ketika hadirnya informasi baru yang mendorong munculnya atau menaikkan struktur kognitif yang memungkinkan para peserta didik memikirkan kembali ide-ide mereka sebelumnya.
Pada seting latihan pramuka yang konstruktivistik, para peserta didik bertanggung jawab terhadap latihan dan belajarannya, menjadi pemikir yang otonom, mengembangkan konsep terintegrasi, mengembangkan pertanyaan yang menantang, dan menemukan jawabannya secara mandiri serta mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan.
Cara membina yang berorientasi konstruktivistik dimungkikan melibatkan suatu waktu dengan memanfaatkan pengetahuan awal para peserta didik. Kemudian guru pembina mendiskusikannya. Dalam diskusi itu, dapat menyerupai kegiatan negosiasi. Guru pembina memperkenalkan konsepsi untuk ditelaah, dipelajari dan mengembangkannya.
Pada strategi konflik kognitif, dapat mengambil peranan utama ketika pengetahuan awal para peserta didik diperbandingkan dengan konsepsi guru pembina dalam memperlihatkan sesuatu yang baru. Maka, pemberdayaan pengetahuan awal peserta didik sebelum kegiatan dimulai merupakan salah satu langkah yang efektif dalam pembelajaran konstruktivistik.
Pembaharuan dalam konstruksi pemikiran peserta didik dapat muncul sebagai akibat merasakan adanya krisis pada pandangan yang dianutnya dalam memecahkan masalah belajar. Oleh sebab itu, dibutuhkan cara pandang baru yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut. Perubahan paradigma seyogyanya diakomodasi oleh semua manusia, karena manusia sebagai individu adalah makhluk kreatif.
B. Asas-Asas Strategi Pembelajaran Pramuka Inovatif
Asas kegiatan kepramukaan yang inovatif akan dicapai berdasarkan kompetensi yang disilabuskan. Beberapa azas yang penting mendapatkan atensi, adalah sebagai berikut.
1. Berpusat pada peserta didik (peserta didik anggota pramuka)
Penerapan strategi pedagogik yang mengorientasikan peserta didik pada situasi yang bermakna. Paradigma yang menempatkan guru pembina sebagai pusat kegiatan latihan pramuka dan peserta didik sebagai objek, seharusnya diubah dengan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar dan berlatih dalam kegiatan pramuka.
2. Berbasis Masalah
Kegiatan kepramukaan dapat dimulai dari aktivitas menantang dalam mencermati masalah. Kegiatan tersebut jgua dapat menciptakan kemandirian. Peserta didik pramuka diberdayakan dalam hal memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh: peserta didik pramuka diminta mengaktualisasikan diri dalam menolong sesama menggunakan tandu, membantu masyarakat korban bencana alam, memasak, dan lain sebagainya. Maka, setidaknya ada dua kompetensi kepramukaan yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah (produk) dan memecahkan masalah (proses).
3. Terintegrasi
Dalam inovasi pembelajaran kepramukaan tidak saja bermuara pada sekadar teori, praktik di lapangan secara nyata lebih penting. Melalui permainan yang menantang, diharapkan dapat terintegrasi dengan dunia nyata yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Berbasis Masyarakat
Masyarakat dapat dijadikan sebagai bagian dari seumber belajar pramuka. Sebab, dalam masyarakat segala bahan pembelajaran dan latihan tersedia. Masyarakat merupakan cermin pembaharuan karena masyarakat selalu mengikuti perubahan zaman. Kegiatan pramuka yang inovatif dapat mengajak peserta didik pramuka untuk mengimplementasikan ke tataran kehidupan masyarakat. Bisa jadi sebaliknya, pembina dapat mengambil masalah yang terjadi di masyarakat sebagai bahan untuk belajar keterampilan dan pengetahuan yang bermakna.
5. Memberikan Pilihan
Kegiatan latihan yang inovatif harus menyediakan alternatif yang dipilih oleh peserta didik. Proses belajar merupakan aktivitas kreatif dan inovatif yang harus dilakukan oleh peserta didik. Keterampilan memecahkan masalah serta sikap peserta didik pramuka memiliki strategi pembelajaran yang berbeda-beda untuk dapat mencapai tujuan.
6. Tersistem
Materi kepramukaan membutuhkan pengetahuan sebagai prasyarat yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum seseorang dapat mempelajari materi tersebut. Keterampilan psikomotor harus memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dapat menuntaskannya dengan baik. Setiap langkah pengetahuan yang terssitem itu merupakan prasyarat bagi langkah berikutnya. Aktivitas kepramukaan banyak mengandung unsur keterampilan dan ketangkasan, menguji skill dan membutuhkan konsentrasi pada persoalan dan solusinya.
g. Berkelanjutan
Dalam kegiatan pramuka, setiap momentum selalu berkaitan dengan kesempatan berlatih di waktu yang lain. Secara berkesinambungan materi latihan pramuka juga dikembangkan. Sehingga, penanaman karakter, keterampilan dan kemandirian juga dapat terasah secara kontinyu. Materi yang disajikan tidak saja berupa pengetahuan saja melalui ceramah, tetapi dapat dikemas dalam kegiatan inovatif, misalnya melalui game yang mendidik, menantang dan menyenangkan.
C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inovatif
Dalam kegiatan pramuka, pelaksanaan strategi pembelajaran inovatif dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
Menemukan persoalan secara mandiri di dalam latihan; dalam latihan pramuka, pembina dapat memberikan tantangan persoalan yang dapat merangsang perkembangan berpikir dan solutif. Pembina juga menstimulasi kemampuan pemecahan masalah.
2. Mendiskusikan: Pembentukan regu menjadi dasar dimulainya diskusi tim. Setiap regu dapat memecahkan masalah melalui kesepakatan, diskusi. Pembina memfasilitasi andika hingga benar-benar memahami persoalan yang dihadapi.
3. Menyelesaikan persoalan dengan game education: Agar dapat menarik minat peserta didik, permainan menjadi hal penting dalam dunia pramuka. Jenis dan bentuk game yang diberikan disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. Tentu saja juga relevan dengan karakteristik yang unik.
D. Keunggulan Strategi Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran dengan strategi yang inovatif secara integratif dapat diaplikasikan dalam kegiatan latihan pramuka. Sebab, pembelajaran inovatif memiliki beberapa kelebihan , yaitu:
- Memusatkan pembelajaran dan latihan kepada peserta didik, juga andika.
- Menstimulasi peserta didik adar memiliki keterampilan berpikir cerdas dan berlatih tangkas.
- Pembina pramuka harus kreatif dalam membina.
- Terciptanya hubungan yang saling belajar dan saling membangun antara pembina dan peserta didik.
- Bersifat menyenangkan sehingga membuat peserta didik agar aktif selama kegiatan pramuka berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan latihan yang sesuai dengan program Gudep.
- Peserta didik pramuka aktif dalam menerima informasi dari pembina.
- Pembina melakukan bimbingan agar peserta didik melakukan dan menemukan
- Perilaku dibangun atas pengalaman belajar.
- Terbangunnya motivasi intrinsik.
Tetapi ada sedikit kelemahannya, antara lain sebagai berikut.
Akan tertinggal bagi peserta didik kurang aktif.
Pusat kegiatan latihan adalah peserta didik sehingga harus terorganisasi dengan baik.
E. Definisi Karakter
Karakter tidak dapat diajarkan sebagaimana mata pelajaran. Tetapi, dilatihkan agar terbiasa dilakukan. Saat ini, pendidikan karakter gencar dibicarakan dalam dunia pendidikan. Meskipun sejak adanya pendidikan terdahulu juga telah membiasakan dengan karakter baik. Bahkan, diutamakan. Nah, apa sebenarnya karakter itu? Banyak ahli telah pendidikan mendefinisikan pengertian karakter itu sesuai dengan keilmuan masing-masing.
Karakter bermakna sifat-sifat kejiwaan, termasuk akhlak atau budi pekerti yang khas dan membedakan seseorang dengan orang lain; kata lain adalah tabiat; watak. Jadi kata berkarakter bermakna mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian yang khas; berwatak sebagai ciri-ciri orang tersebut (W. J. S Poerwadarminta. 1926: 669).
Hermawan dalam Hidayatullah memaparkan bahwa karakter berarti ciri khas yang dimiliki individu. Ciri khas akan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut. Karakter dapat mendorong seseorang bertindak, bersikap, berujar dan merespons sesuatu. Orang lain akan mudah mengingat dari karakter orang tersebut. (Hidayatullah. 2010).
Untuk menambah pemahaman pembina, terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan diksi karakter, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Karakter berarti watak atau sifat, fitrah yang ada pada diri manusia. Ini juga terikat dengan nilai hukum dan ketentuan Tuhan. Karakter itu bersifat kodrati dan melekat pada seseorang sejak lahir. Karaktt tidak bisa berubah, atau sangat sulit diubah meski apapun yang terjadi. (Hamka, 2011).
- Karakter disebut juga tabiat: yaitu sifat, kelakuan, perangai, kejiwaan seseorang yang bisa berubah-ubah. Perubahan terjadi karena interaksi sosial dan sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan (Hidayatullah. 2010).
- Karakter dapat berarti sebagai adat atau kebiasaan: sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni berdasarkan keinginan.
- Karakter berarti kepribadian, yaitu: tingkah laku atau perangai sebagai hasil bentukan dari pendidikan dan pembelajaran, termasuk latihan dalam dunia formal, informal, dan nonformal. Karakter itu bersifat tidak abadi, jarena selalu berhubungan dengan lingkungan (Hamka,2011).
- Karakter berarti identitas, yaitu : alat bantu untuk mengenali sesuatu. Sesuatu yang bisa digunakan untuk mengenali manusia.
- Karakter juga berarti moral, yakni: ajaran tentang budi pekerti, mulia, ajaran kesusilaan. Moralitas adal adat istiadat, span santun, dan perilaku (Mahirjanto. 1995).
- Karakter berarti etika, yaitu: ilmu tentang akhlak dan tata kesopanan; peradaban atau kesusilaan. (Naim dan Sauqi: 113).
- Karakter juga berarti akhlak, yaitu budi pekerti atau kelakuan seseroang. Akhlak merupakan adalah keadaaan batin seseorang yang menjadi seumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung dan rugi (Mubarok 2001).
- Karakter berarti juga budi pekerti, yaitu: perilaku, sikap yang dicerminkan oleh perilaku (Hidayatullah. 2010).
Dapat disarikan bahwa karakter tersebut mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi dan keterampilan yang dimunculkan dan menjadi ciri khas seseorang. Karakter juga sikap yang berkaitan dengan keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual. Misalnya, kemampuan berpikir kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab. Orang berkarakter biasanya akan mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan. Orang berkarakter juga memiliki kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan. Individu yang berkarakter memiliki komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya.
F. Pendidikan Karakter
1. Definisi
Pendidikan budaya dan karakter bangsa mengandung arti sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010).
Pendidikan karakter merupakan upaya sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah. Hal tersebut berupa komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi Insan Kamil (Muslich. 2011).
Pendidikan karakter bermakna pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti. Kemudian, hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik dan jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, dan kerja keras. (Megawangi. 2007).
Membangun karakter dapat berarti sebagai proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain ( Elmubarok, 2008)
Dapat ditarik simpulan bahwa pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik dengan melibatkan seluruh komponen yang ada di sekolah. Komponen tersebut adalah isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan kurikuler, dan etos seluruh lingkungan sekolah. Tujuannya adalah agar mereka memiliki nilai-nilai karakater itu dalam dirinya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka bisa menjadi individu yang baik.
2. Landasan Pedagogik Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar yang dilakukan tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya. Mengapa? Sebab, peserta didik hidup tidak dapat dipisahkan dan terikat dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya.
Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang dapat dimulai dari budaya di lingkungan terdekat (lingkungan keluarga) dan berkembang ke lingkungan yang lebih luas. Oleh karena itu, peserta didik harus memahami budayanya yang paling dekat, sehingga tidak merasa asing di lingkungannya sendiri. Ketika peserta didik merasa asing dengan budaya terdekat, maka dia akan mengalami kesulitan untuk mengenal dengan baik budaya bangsanya.
Bahkan, individu tersebut biasa merasa asing dari budaya bangsanya. Jika situasi demikian terjadi, maka akan sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Hal tersebut bisa terjadi sebab individu itu tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan.
Jika seseorang memiliki dasar pertimbangan yang kukuh, maka semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik dan selektif terhadap budaya luar. Pada gilirannya, norma dan nilai budaya secara kolektif pada tingkat makro akan menjadi norma dan nilai budaya bangsa.
Sehingga jika hal itu terjadi, maka peserta didik akan menjadi warga negara Indonesia yang memiliki wawasan luas. Peserta didik akan memiliki cara berpikir, bertindak, dan mampu dengan baik dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam Undang-undang Sisdiknas, yaitu: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Permendiknas No 22 tahun 2006).
3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam pelaksanaannya pendidikan idealnya mempunyai fungsi tertentu. Maka, pendidikan karaktermemiliki bebearapa fungsi tertentu pula. Fungsi pendidikan karakter dirumuskan sebagai berikut Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010).
a. Pendidikan karakter berfungsi sebagai pengembangan, yaitu pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik. Terutama bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa;
b. Pendidikan karakter berfungsi sebagai perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
c. Pendidikan karakter berfungsi sebagai penyaring yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010) menjelaskan tujuan pendidikan karakter dirumuskan sebagai berikut:
a. Semaksimal mungkin mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
b. Mengembangkan perilaku dan peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
c. Menumbuhkan dan menanamkan jiwa kepemimpinan peserta didik. Selain itu juga menanamkan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
d. Mengembangkan kompetensi peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan yang baik, aman, jujur dan penuh kreativitas di sekolah.
4. Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran atau muatan pelajaran dalam pembelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010). Maka, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter ke dalam kurikulum yang sudah ada.
Adapunprinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter, adalah sebagai berikut.
a. Prinsip Berkelanjutan, artinya proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa adalah upaya dengan proses panjang. Dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
b. Pendidikan karakter masuk melalui semua mata pelajaran. Termasuk kegiatan peserta didik dalam pengembangan diri, dan budaya sekolah. Maka yang menjadi penting adalah bahwa proses pengembangan karakter tersebut dilakukan terintegrasi melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
c. Seperti diketahui, bahwa nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan. Artinya bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa. Sehingga nilai karakter itu tidak dijadikan pokok bahasan pada materi tertentu.
d. Proses pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik secara aktif dan menyenangkan. Artinya, proses pendidikan karakter berbudaya ini dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru hanya mendorong, membimbing, memfasilitasi dan membina peserta didik.
5. Karakter Dasa Dharma Pramuka
Dalam kegiatan pramuka, dasa dharma menjadi keharusan untuk selalu diketahui, dipelajari, dipahami dan semaksimal mungkin dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dasa dharma merupakan cerminan jiwa dan pribadi yang berkarakter, sehingga dengan memahami dasa dharma, dimungkinkan lebih terarah dalam meneladani jiwa-jiwa berkarakter yang terkandung di dalamnya.
Dasa Darma Pramuka sesungguh sarat dengan karakter yang dapat dibangun, antara lain sebagai berikut.
1. Religius, karakter spiritual yang tinggi sehubungan dengan keyakinannya.
2. Cinta alam dengan hati yang senang dalam memlihara alam
3. Kasih sayang sesama manusia, mewujudkan hubungan baik antarmanusia
4. Patriot yang sopan, memiliki jiwa kepahlawanan
5. Ksatria, jiwa keberanian akan kebenaran.
6. Patuh kepada Tuhan dan peraturan yang berlaku
7. Suka memecahkan masalah dengan cara bermusyawarah, berpendapat dan mengambil keputusan
8. Rela menolong, jiwa untuk membantu orang lain yang berkesulitan
9. Tabah, selalu bersandar pada takdir, sabar terhadap ketentuanNya.
10. Rajin dan selalu bertindak sesuai dengan pikiran sehat, serta senantiasa belajar.
11. Terampil, kompetensi dan keterampilan yang baik
12. Gembira, selalu berhati bahagia atas segala keadaan.
13. Hemat, karakter unggul dalam hidup dan tidak menampilkan hidup boros
14. Cermat, teliti dalam menyikapi sebuah masalah dan solutif
15. Bersahaja, berpenampilan wibawa dalam hati dan perbuatan.
16. Disiplin, selalu konsisten dan komitmen terhadap dirinya dan orang lain.
17. Berani, tidak takut membela kebenaran.
18. Setia, selalu mengedepankan kesetiaan dalam mengabdi.
19. Bertanggung jawab dalam setiap keadaan
20. Dapat dipercaya, selalu mengedepankan amanah.
21. Suci dalam pikiran, selalu mendasarkan pada pikiran positif
22. Suci dalam perkataan, tidak menyinggung perasaan orang lain
23. Suci dalam perbuatan. Selalu mengedapankan azas kesopanan dalam bertindak
Kegiatan Pramuka secara implisit telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini. Keberadaan gerakan pramuka di gugus depan tidak hanya sebatas papan nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan dan terus kontinyu mengembangkan karakter positif peserta didik.
6. Kegiatan Pramuka Berkarakter
Dalam Gerakan Pramuka, keanggotaan pramuka terdiri dari golongan sebagai beikut.
1. anggota muda, yaitu pramuka dengan golongan siaga, penggalang, dan penegak.
2. anggota dewasa muda yang beranggotakan pramuka pandega.
3. anggota dewasa, yaitu pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, pembina profesional, pamong SAKA, instruktur SAKA, pimpinan SAKA, andalan dan anggota MABI.
Kegiatan pramuka bersumber pada prinsip dasar kepramukaan dan metode keramukaan. Gerakan Pramuka sebagai organisasi penyelenggara pendidikan kepramukaan senantiasa membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya. Tujuannya adalah sebagai berikut.
a. Membentuk karakter positif dan kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
b. Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan menanamkan cinta bela negara bagi kaum muda
c. Meningkatkan kecakapan pramuka sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
a. Menjadi insan yang iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Memiliki karakter peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
c. Menjadi individu yang peduli terhadap dirinya pribadi
d. Setia dan taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode kepramukaan dilakukan dengan memberikan pendidikan karakter kepada anggota pramuka muda, yaitu dengan cara:
a. Mengamalkan dengan sungguhsungguh Kode Kehormatan Pramuka
b. Learning by doing. Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur
c. Sistem berkelompok dengan dinamika yang unik.
d. Kegiatan yang menyennangkan, menantang dan mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
e. Kegiatan yang dilakukan di alam terbuka
f. Memahami sistem tanda kecakapan
g. Sistem satuan terpisah dalam pelaksaan kegiatannya
h. Memahami Kiasan Dasar
F. Karakter dalam Strategi Pembelajaran Pramuka yang Inovatif
a. Karakter Kemandirian
Karakter kemandirian ini dapat berarti bahwa sikap membangun diri dan melepaskan diri dari kebiasaan bergantung denganorang lain. Mandiri berarti melakukan sesuatu bersama diri sendiri. Bahkan anggota pramuka mampu mengatasi persoalan yang terkait urusan pribadi atau kelompoknya tanpa bergantung kepada pembina..
b. Karakter inovator
Inovator berati pembaharu, sehingga segala bentuk yang sebelumnya ada dan diciptakan, anggota pramuka mampu berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru.
c. Karakter Kerja keras
Kerja keras berarti bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu. Tidak mengeluh dan percaya bahwa apa yang dikerjakan akan membuahkan hasil yang baik.
d. Karakter Percaya diri
Percaya diri adalah kekuatan diri untuk melakukan sesuatu secara mantap dan komitmen. Anggota pramuka yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung mampu menghadapi situasi, yang rumit sekalipun.
e. Karakter Keingintahuan
Strategi inovatif menekankan kemunculan hal yang unik dan baru. Sehingga dapat memunculkan rasa ingin tahu yang kuat bagi anggota pramuka. Anggota pramuka merasa tertantang untuk melakukan apa yang diperolehnya. Mencoba apa yang diketahui. Mencari tahu apa yang diperlukan.
G. Strategi Pembelajaran Inovatif dalam Pramuka Berkarakter
Sesuai dengan perkembangan paradigma pembelajaran, tidak terlepas pula dalam penetapan tujuan belajar yang disasar dan evaluasi kegiatan yang diharapkan. Tujuan belajar menurut paradigma konstruktivistik mendasarkan diri pada tiga fokus belajar, yaitu:
Fokus yang pertama adalah proses, mendasarkan diri pada nilai sebagai dasar untuk mempersepsi apa yang terjadi apabila peserta didik diasumsikan belajar dan berlatih pramuka. Nilai tersebut didasari oleh asumsi, bahwa dalam berlatih dan belajar, sesungguhnya peserta didik berkembang secara alamiah.
Oleh sebab itu, paradigma pembelajaran hendaknya mengembalikan peserta didik ke fitrahnya sebagai manusia dibandingkan hanya menganggap mereka belajar hanya dari apa yang dipresentasikan oleh guru pembina. Sehingga hal tersebut dapat melahirkan komitmen baru untuk beralih menjadi pendidikan berpusat pada peserta didik. Pembina memfasilitasi dan mendampingi peserta didik pramuka melakukan tugasnya dalam kegiatan kepramukaan.
Fokus yang kedua yaitu transformasi pembelajaran. Belajar bermakna merupakan kegiatan psikis dan fisik peserta didik dengan muatan karakter yang lebih baik dari pada belajar sekadar menghafal. Belajar bermakna akan membentuk kemampuan peserta didik untuk mentransfer apa yang dipelajari ke dalam keadaan yang relatif baru. Belajar dan berlatih dalam pramuka sambil melakukan.
Fokus yang ketiga adalah bagimana belajar memiliki nilai yang lebih penting dibandingkan dengan apa yang dipelajari. Upaya pemberdayaan keterampilan berpikir peserta didik dilakukan secara maksimal. Belajar berbasis keterampilan berpikir kreatif dan inovatif merupakan dasar untuk mencapai tujuan belajar bagaimana belajar. Menjadi penting dipahami bahwa karakter dasa dharma dapat dijadikan pedoman untuk diketahui, dipelajari, dipahami dan diaplikasikan dalam kegiatan kepramukaan maupun pembelajaran di sekolah. Sehingga nilai-nilai dasa dharma pramuka menyatupadu dalam jiwa-jiwa setiap peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru pembina pramuka atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar dan berlatih, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. Hak nilai-nilai karakter dalam strategi pembelajaran inovatif yaitu: kecerdasan, ketangguhan, demokratis, kemandirian, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, berorientasi pada tindakan, kerja keras, tanggung jawab, percaya diri dan keingintahuan serta seluruh nilai karakter yang terkandung di dalam dasa dharma pramuka.
Prosedur dalam pelaksanaan strategi pembelajaran inovatif yang digunakan mengacu pada: Fokus yang pertama adalah proses, mendasarkan diri pada nilai sebagai dasar untuk mempersepsi apa yang terjadi apabila peserta didik diasumsikan belajar dan berlatih pramuka, Fokus yang kedua yaitu transfer belajar, mendasarkan diri pada premis “peserta didik dapat menggunakan dibandingkan hanya dapat mengingat apa yang dipelajari” dan Fokus yang ketiga ialah bagimana belajardapat bernilai yang lebih urgen dibandingkan dengan apa yang dipelajari.
Bacaan Bacaan
Abdul Aziz, Hamka. 2011. Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati. Jakarta: Al-Mawardi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:Kemen. Diknas
Battistich, Victor. 2007. “Character Education, Prevention, and Positive Youth Development”. Illinois: University of Missouri, St. Louis.
Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai; Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfbeta.
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Semarang: Yuma Pustaka UNS Press.
Mahirjanto, Bambang. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya: Bintang Timur.
Megawangi, Ratna. 2007. Semua Berakar Pada Karakter “Isu-Isu Permasalahan Bangsa”. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwadarminta, W. J. S. 1926. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
http://mode blogspirit.com/ProsedurPembelajaran. Sebagaimana diakses pada 10 September, pukul:16.45 WIB
www.vilila.com/2010/.../paradigma-baru-pengorganisasian-materi.ht...7, Pkl 15.30.WIB
http:/www.google.com//PembelajaranInovatif.htm”sebagaimana diakses pada 10 September 2016, pukul : 14.37 WIB
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada Lampiran III, kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan dan kalender pendidikan sekolah. Dalam kurikulum 2013 pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstra kurikuler wajib di Sekolah,
(sumber bahan: Kepramukaan, bahan Implementasi kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah)
http://www.bandungbaratkab.go.id/content/yayat-t-soemitra-dengan-inovasi-pramuka-bisa-hadapi-globalisasi
Post a Comment for "Inovasi Dalam Pendidikan Kepramukaan (Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis Karakter Dasa Dharma)"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.