Bagaimana cara sahabat bisa menulis buku? Apakah idenya mampet? Ataukah justru belum muncul ide atau gagasan?
Nah, pada kesempatan luar biasa, hari ini aleepenaku menimba ilmu tentang menulis. Acara yang digelar secara online dan offline ini merupakan peluncuran buku antologi puisi pada Program Literasi Bangsa. Judul buku puisi tersebut adalah Berkarya dan Berprestasi Untuk Indonesia.
Menulis bareng Wakil Bupati Sumenep, Ibu Dewi Khalifah, diikuti oleh ratusan penulis. Ternyata tidak diikuti dari Sumenep saja. Bahkan ada yang dari Kediri, Yogyakarta, Magelang dan lainnya.
Karya Ibu Wabup merupakan karya puisi yang luar biasa. Puisi sebentuk doa yang menyentuh.
Setelah founder KMI memberikan sambutan, bu Wabup didaulat untuk memberikan motivasi dan tip dalam menulis. Melalui sambutan sekaligus melaunching karya perdana dari Komunitas Menulis Indonesia Madura Raya.
Beliau mengapresiasi terbitnya karya buku ini. Seperti yang disampaikan bahwa hidup ini adalah panggung sandiwara. Hidup jni adalah sejarah.
Setiap waktu kita bertemu dengan banyak orang yang berbeda. Di waktu berbeda. Maka, sangat perlu diabadikan untuk menjadi inspirasi bagi orang lain.
Kemudian, jika hidup ini merupakan panggung sandiwara, maka jadilah aktor yang baik. Aktor yang juga disenangi oleh pemirsa. Sehingga, kita bisa memerankan yang terbaik dalam setiap episode hidup.
Oleh karena itu, aka menulis sangat penting. Beliau menggambarkan seperti apa yang pernah disampaikan ibu beliau. Bahwa, kepala orang bentuknya sama. Isinya yanh berbeda. Maka belajarlah memahami orang lain, jangan hanya membaca diri sendiri.
Menjadi penting bagi kita untuk selalu membaca. Tidak saja membaca buku. Namuj, juga membaca lingkungan. Membaca benda hidup dan membaca benda mati.
Setelah banyak membaca, kita menulis. Artinya, dalam menulis itu sebelumnya haruslah banyak membaca. Menulis membutuhkan konsentrasi luar biasa. Emosi dan hal apa yang disampaikan kepada orang lain, harus dipikirkan terlebih dahulu.
Menulis membutuhkan kedisiplinan. Jangan menulis setengah hati. Menulis melahirkan inspirasi bagi orang lain. Menyampaikan dalam tulisan sesuai dengan keahliannya. Menulis sejarah, berarti dia adalah ahli sejarah. Menulis resep masakan, berati ia bisa memasak. Dan seterusnya.
Demikian juga dengan menulis puisi. Hingga menjadi penulis yang hebat dan terkenal. Seperti tokoh puisi: KH. Mustofa Bisri dan D. Zawawi Imron yang dahsyat.
Sahabat alepenaku, penyesuaian karakter dalam menulis itu sangat penting. Sehingga kita mengenal dan menguasai apa yang hendak kita tulis.
Setelah membaca dan mulai menulis, maka silakan mencoba menulis yang singkat dan berbobot. Caranya? Menyusun poin-poin dalam menulis buku. Menyusun Tema dan sub tema. Sehingga membentuk kerangka tulisan. Barulah setelah itu kembangkan menjadi kalimat. Kalimat dikembangkan menjadi paragraf hingga menjadi wacana.
Dengan demikian, menulis, bukanlah sebuah beban. Melainkan sebagai hobi dan passion. Tulis apa saja sesuai dengan keahlian yang ditekuni.
Menulis? Siapa takut?
Bagaimana sahabat? Mudah ya, menulis? Yuk, menulis mulai sekarang.
Post a Comment for "Tip Menulis Buku Ala Wakil Bupati Sumenep"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.