Para sahabat yang hebat luar biasa. Kali ini admin aleepenaku ingin berbagi tentang cara menulis opini di blog pribadi sahabat maupun di media. Baik media online maupun cetak. Media yang dimaksud dapat berupa majalah, surat kabar, tabloid, dan sebagainya.
Bagaimana cara memulainya? Bagaimana pula cara memahaminya
bahwa suatu tulisan bisa dikatakan sebagai opini? Inilah yang akan dicoba untuk
dibagikan berdasarkan pengalaman aleepenaku. Baik pengalaman mengikuti
pelatihan opini maupun pengalaman menulis opini di blog maupun di media.
Marilah kita ingat kembali tentang pengertian opini itu
sendiri. Dalam KBBI, opini berarti fakta. Sebuah keadaan yang sebenarnya. Tidak
mengada-ngada. Jadi, peristiwanya terjadi dengan nyata. Kemudian, opini juga
seringkali diartikan sebagai pendapat (opinion).
Oleh karena itu, opini dapat berarti pendapat seseorang terhadap
peristiwa yang nyata. Pendapat tersebut disampaikan secara factual dan ada
dasarnya. Sehingga, menulis opini bukanlah menulis dengan imajinasi, bermajas dan mengarah pada unsur sastra.
Beropini berarti mengarah pada pembahasan secara holistik menurut
kaidah berpendapat yang dibenarkan dengan berdasar atau bersandar pada fakta,
konsideran, dan sesuatu yang nyata.
Artikel Opini: Terbit di Surat Kabar Radar Madura |
Sebagaimana pengalaman mengikuti berbagai webinar tentang
menulis opni, dijelaskan bahwa dalam menulis opini, hal mendasar yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut.
- Topik yang dibicarakan atau ditulis adalah hal fakta, rasional. Bukan tulisan imajinatif, fantasi, cerita karangan, dan sejenisnya.
- Opini lebih kepada argumentasi yang disertai dengan alasan logis, mendasar, dan berdasar pada kaidah, konsideran, peristiwa nyata dan fakta.
- Menulis opini, bisanya disertai dengan “cantolan” berupa: konsideran (peraturan perundangan, fakta dan berita nyata, peristiwa aktual, kajian teoretis dari pakar, dan sebagainya.
- Kemudian, pendapat penulis berdasarkan hal yang terjadi, “cantolan” yang dikaji, peristiwa aktual.
- Opini berarti berpendapat dan memaparkan solusi. Tantangan dengan jawaban rasional.
- Dalam opini, sudut pandang lebih banyak menggunakan kata penulis, daripada kata saya.
- Bahan opini bersifat hangat dan baru.
- Menulis opini berdasarkan persoalan. Lalu ada alasan tentang peristiwa itu dan solusi berupa pendapat penulis yang relevan.
- Dalam menulis opini, bisanya judul ditulis dengan pendek, ringkas. Bisa dua hingga empat kata.
- Menulis opini dengan tema yang aktual, isinya mengena untuk memengaruhi pembaca dan Bahasa yang digunakan komunikatif. Bisa dipahami oleh pembaca.
Dan tentu para sahabat juga memiliki pengetahuan lainnya
yang bisa memperkaya tulisan ini.
Misalnya, opini tentang Pandemi ini.
Persoalan yang terjadi: Merebaknya varian baru covid-19,
yaitu varian delta.
Alasan yang dikemukakan: Apa yang menyebabkan hal itu
terjadi? Bagaimana langkah pemerintah? Seperti apa tanggapan masyarakat? Apa
yang harus dilakukan? Mengapa bisa merebak dengan cepat?
Solusi: Mungkin: penerapan prokes ketat, PSBB, PPKM, Gerakan
penyadaran masyarakat yang optimal, turun ke lapangan dengan jaga jarak, dan
sebagainya.
Nah, dengan kerangka tersebut, para sahabat bisa memberikan
opininya. Sehingga, nampak jelas apa yang akan ditulis dan dibahas.
Bagi penulis opini, bisanya menulis opini merupakan bagian
dari seni berpikir. Berpikir yang diaktualisasikan dalam tulisan. Maka, penulis
akan memeroleh inspirasi dan motivasi dalam menulis. Ada pesan penting yang
hendak disampaikan terkait dengan topik yang dikaji.
Dalam menulis opini, perhatikanlah hal berikut (Prasetyo,
2021):
- Lakukan penulisan opini dengan motivasi tinggi, bersemangat.
- Hindari takut terjadi kontroversi.
- Argumentasi harus logis, masuk akal.
- Buat twist atau kejutan di awal tulisan. Kalimat yang menukik, pendek tapi dahsyat.
- Jaga konsistensi ritme dalam tulisan.
- Bisa menggunakan analogi logis untuk menyederhanakan masalah atau hal kompleks.
- Struktur tulisan jelas, tidak berubah-ubah. Tetap konsisten.
Kemudian, para sahabat dapat menulis opini dengan baik
dengan cara mengelola dan mengolahnya dengan sederhana. Artinya, penulis opini
benar-benar memahami dan peka terhadap apa yang ditulis. Jangan sampai tidak
memahami atau bahkan tidak mengerti arah tujuan apa yang ditulisnya.
Oleh karena itu, persiapkan dengan matang hal-hal berikut.
- Mencari persoalan yang update.
- Penulis harus bisa menentukan sikap opininya.
- Penulis harus fokus pada titik problematikanya.
- Penulis harus menulis berdasarkan data, kumpulkan data yang tepat, benar dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.
- Mengolah data secara profesional, analisis yang tepat. Bukan menghilangkan data. Tidak main-main dengan data.
Nah, jelaslah bahwa opini itu sangat membutuhkan daya pikir
yang matang, profesional, logis, analisis, bukti, data akurat, manajemen yang
baik, serta penyajian dengan Bahasa komunikatif dan ritme tulisan yang
konsisten.
Sebaliknya, janganlah menjadi koki buruk dalam menulis opini, yaitu penulis yang memiliki sikap:
- Suka pamer bahasa asing yang tidak dipahami oleh pembaca
- Menjadi penulis egois, semaunya sendiri berpendapat.
- Penulis yang meremehkan pembaca.
- Penulis tanpa menghiraukan data dan fakta.
- Penulis yang enggan menghargai pembaca.
- Tulisannya tidak mencerminkan solusi
- dan lain sebagainya.
Meneguhkan Pembelajaran Virtual di Era Digital >>> Unduh File
Meneguhkan Karakter Religiusitas >>> Unduh File
Remodelling pada Pembelajaran New Normal >>> Unduh File
Demikianlah para sahabat yang bisa admin sampaikan. Informasi lainnya bisa dibaca juga:
Informasi Pendidikan dan Literasi
Modul Pembelajaran Jenjang SD, SMP, SMA
Informasi Penting ANBK SD, SMP, SMA
Jurnal Kegiatan Pembelajaran Guru Jenjnag SD/MI
Terima kasih atas atensinya. Semoga apa yang dibagikan dapat bermanfaat. Salam literasi.
Resep opininya ok ...sakalngkong
ReplyDeleteTerima kasih bu. Semoga bermanfaat
DeleteMantap pedomannnya Bung Alee. DIsertai contoh lagi semakin mantap. Terimakasih sudah berbagi. Salam literasi.
ReplyDeleteTerima kasih, semoga bermanfaat
DeleteSangat bermanfaat bagi saya sebagai guru bahasa Indonesia. Terima kasih Pak Alee.
ReplyDeleteTerima kasi atas dukungannya bu
DeleteSiaap, lagi belajar nulis opini, makasih resepnya
ReplyDeleteMantap. Terima kasih bu
DeleteTerimakasih ilmunya, semakin paham, kalau buat opini untuk media berapa kata?
ReplyDeleteTerima kasih
DeleteKoki buruk seorang penulis, hal yang patut dihindari. Hal menjadi catatan bagi pribadi saya:
ReplyDelete_Suka pamer bahasa asing yang tidak dipahami oleh pembaca
_Menjadi penulis egois, semaunya sendiri berpendapat.
_Penulis yang meremehkan pembaca.
_Penulis tanpa menghiraukan data dan fakta.
_Penulis yang enggan menghargai pembaca.
_Tulisannya tidak mencerminkan solusi
Terima kasih Bang Alee
MasyaAllah...Terima kasih atas arahannya. Refleksinya. Sangat bermanfaat untuk kami laksanakan. Terima kasih atas atensinya
Deleteterima kasih atas informasinya
ReplyDeleteLuar biasa ulasnnya pak. Saya suka banget. Terima kasih ya pak Ali
ReplyDeleteTerima kasih atensinya bu.
DeleteTerimakasih. Salam sukses sll
ReplyDeleteterima kasih atas informasinya
ReplyDeleteAlhamdulillah...terima kasih atensinya
DeleteLuar biasa. Terima kasih ilmunya
ReplyDeleteterima kasih atensinya
Delete