Cinta di Pengujung Waktu
(Puisi Karya Guru: Thomas Krispianus Swalar)
Aku tersadar
Kini langkahku
Sudah di penghujung waktu
Aku tak tahu
Seberapa dalam
Cinta
Yang sudah ku semai
Tersadar
Waktu tak seberapa lama
Akankah
Ku buang percuma
Waktu tersisa
Aku terhenyak
Lantas berpikir
Masih adakah
Waktuku
Menebar cinta
Ruang cintaku
Loang, 23 Agustus 2021
Ilustrasi: cakradunia.co |
Sujudku
Thomas Krispianus Swalar
Aku bertanya
Pada semesta
Yang kini terlelap
Pada mimpi
Serakah dunia
Tak ada jawab
Ku temukan
Hanya desahan angin
Sepoi menyapa
Pada makhluk
Penghuni jagad
Berat desahan
Pertanda
Alamku kian berumur
Pada bulan
Yang lembut menyapa
Aku diam
Menatap semesta
Yang resah
Dalam diam
Aku bersujud
Memohon ampunan
Pada-Mu
Sang Khalik
Loang,23 Agustus 2021
Jangan Berhenti
Thomas Krispianus Swalar
Jangan berhenti
Katamu suatu siang
Terus maju
Pantang menyerah
Ini percaturan global
Siapa kuat ia akan menang
Jangan berhenti
Katamu sekali lagi
Kita sudah di sini
Mengapa ragu
Kamu masih muda
Jangan berhenti
Katamu sekali lagi
Kamu punya harapan besar
Kejarlah
Kan kau dapatkan
Loang,01 September 2021
Ruang Hati
Thomas Krispianus Swalar
Adakalanya
Kita mesti kembali
Kembali ke ruang hati
Dan berbenah
Merefleksikan
Setiap langkah kaki
Dan tutur kata
Yang telah terucap
Adakah
Langkah kita kemarin
Tak tersandung batu
Adakah
Tutur kata kita
Tak menyinggung rasa
Mari kita kembali berkaca
Loang,01 September 2021
Menggapai Mimpi
Thomas Krispianus Swalar
Terbang lepas
Mengitari angkasa raya
Angan pun berkelana
Menukik tajam
Pada sang mimpi
Berburu asa
Selagi muda
Bertabur berlian kecemerlangan
Dalam bingkai
Etika dan moral
Kami sedang
Memburu mimpi
Yang belum kesampaian
Loang, 01 September 2021
Pengarang (Kontributor)
Thomas Krispianus Swalar
Lahir di Puor, 16 Juli 1976. Kini mengabdi di SMAN 1 Nagawutung Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Menekuni dunia tulis menulis.
Terima kasih Admin
ReplyDeleteMohon kritik dan saran yang membangun dalam karya selanjutnya
ReplyDeleteTeruslah berkarya dan berbagi. Terima kasih
Deletepokoknya MANTEB teruslah karyanya kak ali
ReplyDeleteTerima kasih
Delete