Masa Pandemi yang melanda hampir di seluruh penjuru dunia membuat masyarakat khawatir dengan berbagai dimensi kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Terutama, Pendidikan di Indonesia juga mengalami dampak yang sama. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi Pandemi termasuk dalam pembelajaran yang tepat untuk di ajarkan di masa ini. Karena banyak anak yang ketagihan dengan Gadget. Sehari-hari mereka selalu menghabiskan waktu dengan bermain Game, Tiktok, Facebook, IG dan lain lain. Sebelum ditemukannya pembelajaran yang tepat seolah–olah mereka menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Waktu yang terbuang sia-sia itu
sungguh mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Hal ini tidak bisa terus–menerus dibiarkan. Sebab, bisa
berdampak pada karakter anak yang menyebabkan berbagai akibat yang bisa
ditimbulkan. Misalnya, malas beraktifitas, malas membantu
orang tua, enggan bergaul atau bermain dengan teman sebayanya. Lebih parah lagi mereka akan lupa melaksanakan ibadah sholat serta
mengaji yang biasa dilakukan setiap ba’da Magrib.
Sungguh miris jika situasi ini akan menjadi kebiasaan yang mengakar. Tidak baik
membiarkan situasi buruk terus menggerogoti karakter orang-orang atau anak-anak
kita.
Di tengah kekhawatiran kita
mengenai kondisi ini, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan Riset dan
Teknologi menerbitkan kebijakan strategis terkait dengan Pendidikan. Yakni,
diberlakukannya bagi satuan
pendidikan untuk melaksanakan Pembelajaran Daring (dalam
jaringan) atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Hal ini diberlakukan untuk jenjang pendidikan baik tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK bahkan
tingkat perguruan tinggi.
Mereka
melakukan PJJ untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar yang selama ini vakum/
tidak berjalan. Walaupun daring ini tidak secara langsung
dilaksanakan di dalam kelas (dilaksanakannya bisa dari rumah atau dimanapun
siswa berada) namun sangat membantu untuk terlaksananya KBM berjalan dengan
baik.
Alhamdulillah
dengan adanya pembelajaran
daring ini, setidaknya meminimalisisasi kegiatan anak bermain Android atau Gadget.
Kebiasaan bergame ria akan terjeda dengan pembelajaran daring ini, karena
penggunaan game akan menghabiskan kuota yang seharusnyadigunakan untuk belajar daring.
Anak-anak
cenderung memilih berdaring daripada bergame. Ia akan menjadi salah satu
penyebab marahnya orang tua kalau ketahuan hanya bermain Game dan Game saja. Belum
lagi tagihan tugas-tugas dan penilaian yang akan selalu guru ingatkan dalam daring.
Tentu itu membuat sedikit tidak nyaman pada perasaannya. Ketidak nyamanan
tersebut dan kekhawatiran tidak dapat nilai yang bisa menjadi penyebab tinggal
kelas berbuah manis, Alhamdulillah anak-anak melakukan daring dengan baik.
Pembelajaran daring yang dilakukan
siswa ini tentu memerlukan sosialisasi yang baik yang dilakukan satuan
pendidikan. Guru/ wali kelas menyosialisasikan daring ini melalui berbagai
upaya, yaitu dengan membuat group-group WA (whatsapp) dan GCR (Google
Classroom). Dan ini yang lebih efektif dilakukan daripada virtual lainnya
seperti Gmeet, Zoom dan lain-lain. Mengapa? Karena tidak semua siswa berasal
dari keluarga mampu hal ini sungguh terkait dengan kondisi ekonomi yang dialami
masyarakat kita, mereka selalu kesulitan untuk membeli kuota.
Pemakaian
kuota yang berlebih menjadikan masyarakat kita mengeluh dan menyarankan pihak
sekolah untuk melaksanakan daring dengan pemakaian sedikit kuota. Walaupun ada
bantuan kuota belajar dari pemerintah namun itu tidaklah banyak membantu.
Karena kekurangan kuota selebihnya menjadi beban para orang tua untuk
memenuhinya. Mau tidak mau mereka harus memenuhi kewajiban membeli kuota demi
kelancaran daring yang sedang dilakukan oleh anak-anaknya.
Anak- anak yang berdaring sering
mengeluh mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya, hal ini bisa karena
malasnya anak itu sendiri atau bisa dari gurunya yang kurang jelas memberikan
materi tentang pelajaran. Guru menyelesaikan tugas mengajar Daring mereka
berdasarkan jadwal yang sudah dibuat oleh Waka Kurikulum. Tentunya siswa juga
sudah diberikan /dibagikan jadwal yang sama dengan para guru dapatkan.
Pembagian jadwal dibagikan melalui WAG (Whatapp Group).
Siswa
dan guru harus terus memantau WAGnya. Karena berbagai informasi akan masuk ke
WAG termasuk pengumuman jadwal tersebut. Guru melaksanakan pembelajaran daring di WAG dengan menggunakan voice note (pesan suara),
gambar-gambar, link You Tube dan juga membagikan materi maupun tugas melalui
google classroom.
Siswa
seharusnya menyimak dan melaksanakan pembelajaran daring ketika guru
menjelaskan melalui pesan suara. Pukul
tujuh pagi siswa harus sudah stand by dengan HP atau Laptonya. Tentunya
mereka diupayakan sudah mandi dan sarapan. Walaupun pembelajaran daring ini
siswa bisa belajar sambil makan dan minum namun akan terasa kurang efektif
jikalau dilakukan dengan kegiatan tersebut.
Kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dengan daring sungguh menantang. Guru dan siswa diharapkan sama-sama
antusias memberi dan menerima materi yang sudah dijadwalkan. Cuma ada beberapa
siswa yang tidak memiliki HP. Hal ini merupakan kendala kecil yang dialami
sekolah. Namun kendala ini segera diatasi dengan pihak sekolah meminjamkan HP
kepada siswa tersebut. Sehingga
pembelajaran yang terjadwal tersampaikan dengan baik.
Berbagi
ilmu dengan menggunakan daring mungkin saja ini kali pertama bagi guru dan
siswa angkatan 2020 hingga saat ini tahun 2021. Tapi dengan adanya kondisi
Pandemi ini, bisa diambil hikmah oleh para praktisi pendidikan untuk selalu
optimis menjalankan kewajiban meskipun harus patuh pada protokol kesehatan. Hal
ini tidak menyurutkan semangat belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan yang
harus dicapai yang sudah tertuang dalam tujuan pembelajaran pada RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
Di dalam RPP guru mencamtumkan
metode-metode yang digunakan pada pembelajaran daring. Ada beberapa metode yang
sering di lakukan dan hal ini mungkin merupakan metode kuno namun sangat
efektif dalam pembelajaran daring apakah itu? Yakni metode ceramah. Dalam metode ini
guru-guru khususnya guru BTQ menjelaskan materi dengan berceramah melalui pesan
suara di WAG dan siswa diharapkan menyimak apa yang sudah disampaikan oleh guru
tersebut. karena nantinya akan diberi soal atau pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan materi tersebut.
Materi
yang sering dijadikan bahan ceramahan oleh guru BTQ adalah Tajwid, disini guru
menjelaskan berbagai macam Tajwid yang berhubungan dengan surat-surat pendek
yang harus diberikan atau diajarkan kepada siswa. Mereka mendengarkan ceramah
atau penjelasan guru dengan tetap stand by pada HP atau Laptopnya. Karena kalau
tidak mereka bisa ketinggalan materi meskipun materi itu bisa disetel
berulang-ulang namun keupdatetannya bisa diragukan. Dan ini akan mengganggu
kenyamanan dalam belajar, tetapi ini berlaku bagi siswa yang memang mempunyai
rasa jujur, sebaliknya tidak berlaku bagi siswa yang suka bohong. Mereka enjoy saja menjalankan pembelajaran daring
meskipun dengan mendengarkannya tidak up to date. Tapi ini masih Alhamdulillah
karena walaupun begitu masih ada kelakuan baik yang mereka kerjakan.
Di sela-sela
siswa mendengarkan guru yang berceramah, mereka juga dituntut untuk
mempraktikkan membaca surat-surat pendek yang ada dalam materi. Tentunya
praktik ini tidak lepas dari guru yang mencontohkan dalam membaca surat-surat
tersebut. Hal ini merupakan metode Demonstrasi. Ia sering juga dilakukan oleh
guru BTQ karena materi yang ada didalamnya mengharuskan praktik yakni membaca.
Keberanian siswa sangat diharapkan dalam mempraktikkan bacaan surat-surat
pendek ini.
Alhamdulillahnya
mereka antusias membaca melalui pesan suara. Karena waktu yang terbatas maka
sisa siswa yang belum praatik membaca harus menyetor bacaannya pada WA pribadi
guru BTQnya. Setoran bacaan akan direspon oleh guru dengan memberikan koreksi
pada bacaan mengenai makhorijul huruf, panjang-pendek bacaan dan juga
Tajwidnya. Kebanyakan siswa membaca dengan bermasalah pada ketiga-tiganya atau
salah satu dari ketiganya. Koreksi yang diberikan oleh gurunya diharapkan
menjadi acuan untuk membaca surat-surat pendek berikutnya menjadi lebih baik
lagi.
Membaca surat-surat pendek dalam
pembelajaran BTQ juga disertai dengan Menulisnya. Siswa menulis surat
Al-Fatihah, An-Nas, Al- Falaq, Al- Ikhlas, Al-Lahab, an-Nasr dan Al-Kafirun di
buku tulis lengkap dengan artinya. Tulisan tersebut di foto dan harus mereka
kirim melalui WA pribadi guru BTQnya. Ia akan dinilai oleh guru dengan rentang
nilai 75 sampai dengan 100. Nilai yang didapat siswa bervariasi tergantung bagus
dan benar dalam menulis surat-surat pendek tersebut. kebanyakan mereka
memperoleh nilai 80, 85 dan bahkan ada yang mendapat nilai 90.
Tapi
ini jarang mereka peroleh karena tulisan mereka masih jauh dari kata sempurna.
Namun dengan nilai yang mereka dapatkan saat itu sudah menunjukkan bahwasanya
mereka berusaha menulis Arab dengan baik. Guru tetap menghargai apapun yang
mereka tulis walaupun hasilnya tidaklah sempurna. Kesempurnaan dalam tulisan
Arab mungkin hanya akan dimilki oleh para seniman Kaligrafi. Untuk setingkat
anak kelas VII dalam menulis Arab yang mereka kirim melalui WA pribadi guru
BTQnya sudah masuk kategori lumayan dan tidak mengecewakan. Selanjutnya latihan
dan latihan menulis Arab harus terus dilakukan siswa untuk mengasah kelihaian
menulisnya pada surat-surat pendek berikutnya dalam bab-bab yang sudah
dituangkan pada buku BTQnya.
Berdasarkan apa yang ada dalam Buku
BTQ guru dan siswa melaksanakan pembelajaran daring dengan mengawali Kegiatan
yang mengacu pada pendahuluan. Dalam hal ini guru mengucap salam dengan “Assalamu‘Alaikum
anak-anakku. Apa kabar kalian semuanya semoga kita selalu dalam lindungan Allah
SWT. Tetap jaga protokol kesehatan yah! Cuci tangan, pakai masker dan jaga
jarak”. Setelah guru mengucap salam dan sedikit memotivasi siswa tidak lupa guru
mengecek kehadiran siswa melalui link https://bit.ly/3DaftarHadirVII-1_2122 (untuk kelas VII-1) dan https://bit.ly/3DaftarHadirVII-2_2122 (untuk kelas VII-2). Guru mengakhiri pengecekan kehadiran dengan melanjutkan
mengajak siswa berdoa bersama sambil mendengarkan doa yang dibagikan oleh guru
yakni berupa audio doa Kalamun Qodimulla Yumallu Sama’uhu ila akhirihi.
Pembacaan doa berakhir dengan
dilanjutkan oleh guru mengingatkan tugas yang belum setor. Guru mengirimkam
list atau daftar anak yang sudah setor maupun yang belum. Menagih dengan
telaten dan berusaha sabar selalu guru BTQ lakukan, karena memang segala
sesuatu harus dijalankan dengan sabar dan ikhlas agar berhasil dan berbuah
pahala.
“Ayuk siapa saja sekarang yang belum setor tugas menulis Huruf-huruf Hijaiyahnya harap segera setor ya!” ibu tunggu yah.
“Kalian
kirim ke WA pribadi ibu atau melalui GCR. Baiklah anak-anakku untuk
pembelajaran BTQ kali ini kita akan belajar tentang membaca surat-surat pendek
yang ada pada bab 2 di buku BTQ yakni surat Al-Fatihah, An-Nas, Al-Ikhlas,
Al-Falaq, Al-Lahab, An-Nasr dan Al-Kafirun. Baik anak-anak silahkan kalian buka
buku BTQnya bab 2 yah! Dan sambil dengarkan ibu mencontohkan membaca
surat-surat tersebut”.
Surat-surat pendek dibacakan oleh
guru satu-persatu dengan membagikan gambar sebagai penjelas ketika guru membacakan.
Dimulai dari surat Al-Fatihah dan bacaan selanjutnya yaitu surat-surat pendek lainnya.
Selanjutnya guru membacakan surat Al- Falaq:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ
غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿﴾٥
Siswa antusias mempraktikkan
membaca melalui pesan suara. Mereka bergiliran membaca tanpa rasa malu. Dan hal
ini memang yang diharapkan. Siswa membaca sekaligus tujuh surat tersebut dalam
satu pesan suara. Tidak seperti yang guru lakukan. Jikalau guru membacakannya
persurat. Tidak halnya dengan siswa. Hal ini tentu juga membantu mengefisienkan
waktu. Karena waktu yang diberikan dalam
pembelajaran daring tidaklah cukup jikalau siswa mempraktikkan membaca satu
persatu sampai selesai mengingat jumlah mereka kurang lebih 25an anak.
“Bagus anak-anak.
Alhamdulillah kalian membaca dengan baik, walaupun ada beberapa koreksi yang
akan ibu berikan misal pada makhorijul huruf, panjang pendek bacaan, Tajwid
terutama dalam pembacaan qolqolah. Akan tetapi ibu tetap berterima kasih pada
kalian karena sudah berusaha membaca. Dengan membaca yang dilakukan
terus-menerus dan disertai perbaikan di dalamnya. Kalian nantinya akan bagus
dalam membacanya. Aamiin... Kalian perlu berlatih dan berlatih. Tetap semangat
yah!. Dan jangan lupa anak-anak kalian niatkan belajar yah biar kalau ada
kesalahan dalam membaca tidak berdosa”.
Demikian guru terus
memberikan koreksi dan wejangan pada siswanya. Adapun mengenai sisa siswa yang belum praktik
membaca. Mereka akan setor bacaannya langsung ke WA pribadi guru diluar KBM.
Tatkala siswa yang menyetor
bacaannya dengan pesan suara. Disitulah waktu guru memberi refleksi dan
sekaligus menilai siapa saja yang benar-benar bagus dan kurang atau bahkan
tidak bisa membaca. Namun yang terjadi di kelas VII-1 dan 2 Alhamdulillah semua bisa baca walupun memang
ada beberapa kesalahan disana sini. Yah misalnya seperti yang sudah disebut
sebelumnya bahwa masih banyak kekurangan siswa ketika membaca kurang di
makhorijul Huruf, ketika ada tanda alif mebacanya kurang panjang dan Tajwid
terutama pada qolqolahnya sering dibacanya samar atau bahkan tidak memantul.
Padahal kalau qolqolah harus dibaca memantul. Semisal pada bacaan Qul Huwallahu
Ahad. Kata ahad sering dibacanya samar atau tidak memantul. Dengan adanya
refleksi yang diberikan guru. Siswa insyaAllah mulai faham dan akan berusaha
membaca surat-surat berikutnya dalam bab-bab selanjutnya dengan baik. Guru yang
baik ketika bisa menularkan ilmu dengan ketelatenan dan penuh kesabaran. Dan
siswa yang baik ketika bisa menerima masukan dan berusaha meperbaiki kesalahan
untuk mencapai pembelajaran dengan baik.
“Baiklah anak-anak karena
waktunya sudah habis. Marilah kita bersama-sama berdoa sambil mendengarkan doa
berikut melalui Audio (Allahummar Hamni Bil Qur’an ila akhirihi...). sebelum
yang terakhir ibu ingatkan kalian untuk selalu jaga kesehatan, selalu berdoa
memohon pada Allah agar mendapat perlindungan dariNYA dan kita semua terhindar
dari virus covid-19. Aamiin...oya sekali lagi ibu ingatkan bagi yang belum
kebagian membaca. Silahkan praktik membacanya kalian kirim ke WA pribadi ibu
yah. Ibu selalu tunggu. Terima kasih, semoga bermanfaat, ibu akhiri
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Demikianlah guru
mengakhiri pembelajaran daring BTQ dengan sambil menunggu sisa siswa yang akan
setor bacaan mengenai surat-surat yang belum mereka sempat bacakan di waktu
pembelajaran daring.
Siswa yang setor bacaan baik
ketika pembelajaran daring berlangsung maupun diluar pembelajaran. Mereka akan
mendapat poin atau nilai tambah untuk merangsang ghiroh belajarnya. Setidaknya
hal ini merupakan upaya guru dalam mengapresiasi usaha mereka ketika
melaksanakan tugas Membaca. Ucapan-ucapan memuji dan menyanjung tidak lupa guru
berikan baik saat pembelajaran berlangsung maupun diluarnya. Hal ini
kelihatannya merupakan hal sepele atau tidak berharga namun guru yakin dengan
ucapan pujian atau sanjungan akan menambah siswa lebih semangat lagi dalam belajarnya. Reward tidak harus
berupa benda atau barang. Hal kecil seperti pujian, sanjungan juga merupakan
reward. Pokoknya setiap hal kecil kebaikan yang diperbuat siswa bisa dihargai
dengan reward ucapan misal: Bagus anak-anak, kamu hebat, Alhamdulillah
anak-anakku pintar, selalu semangat yah kamu pasti bisa dan ucapan pujian atau
sanjungan lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya menilai juga merupakan rangkaian kegiatan dalam pembelajaran daring.
Guru dengan daftar nilainya yang memang sudah disediakan oleh sekolah dalam hal ini SMPN 3 Sumenep. Memberikan
penilaian pada siswa yang aktif dalam DARING baik bertanya, menjawab atau
merespon pertanyaann atau pernyataan guru terlebih- lebih ketika siswa
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru BTQnya. Kelihaian guru dalam
menilai ketika pembelajaran DARING memang diperlukan karena pembelajaran daring
guru tidak benar-benar melihat siswa begitu juga sebaliknya.
Cara guru mengenali
jikalau mereka respon atau menjawab pertanyaan atau juga tanggap terhadap
setiap pernyataan adalah dengan melihat siapa nama siswa yang muncul di layar
WAG. Terkadang memang guru tidak menyimpan Nomor mereka karena tidak sempat.
Tapi hal itu tetap dengan mudah bisa dikenali atau kalau mereka memberi nama
yang aneh-aneh guru bisa bertanya siapa mereka. Dalam hal ini guru harus gercep
(gerak cepat)dan peka terhadap mereka. Dan Alhamdulillahnya semakin siswa
ditanya siapa mereka?. Mereka tambah semangat dan antusias merespon pelajaran.
Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya siswa yang setor tugas baik langsung
atau menyusul melalui WA pribadi guru atau melalui google classroom.
Siswa yang menyetor tugas
melalui google classroom tidaklah banyak. Hanya beberapa saja. Selebihnya
mereka lebih banyak menyetor tugas melalui WA pribadi guru. Mungkin hal ini
bagi mereka terasa lebih mudah daripada GCR. Karena memang pengiriman melalui
GCR sedikit lebih rumit dibanding melalui Whatsapp. Kejadian seperti ini
tidaklah menjadi penghalang bagi guru untuk mengambil penilaian. Guru tetap
menjalankan tugas menilainya dengan enjoy saja. Tidak dibikin ruwet.
Hahaha...maaf kalau tertawanya kebanyakan takut bablas dan dosa. Kegiatan demi
kegiatan terus guru jalankan dengan
legowo karena memang sudah menjadi kewajiban guru dalam memberikan materi
dengan menjelaskannya, memberikan penilaian baik berupa angka maupun reward
berupa ucapan pujian dan sanjungan.
Dalam PJJ atau pembelajaran daring
tidak akan menutup kemungkinan ditemukannya berbagai hal baik maupun hal yang
buruk. Sering siswa mengeluh jikalau link yang diberikan guru tidak bisa
dibuka. Baik itu link dari you tube atau link dari buku paket yang dishare guru
di WAG. Dan ada juga yang mengeluh jikalau pesan suara yang guru share pada pembelajaran
DARING tidak terdengar. Entah kesalahan tersebut berasal dari HPnya atau memang
dari pesan suara yang dibagikan. Keraguan guru terhadap siswa yang memang
menjalankan daring dengan tidak memakai seragam layaknya mereka waktu dikelas
patut dibenarkan. Gurunya saja juga tidak pakai apalagi muridnya
hehehe...kecuali pembelajaran yang menggunakan Gmeet atau Zoom.
Siswa mungkin saja
masih menggunakan seragam sekolah. Namun hal itu juga tidak seratus persen
dilakukan benar-benar memakai seragam lengkap. Mereka terkadang Cuma atasnya
saja yang berseragam. Bagaimana dengan bawahnya? Hehehe...celana, sarung, rok
yang dipakai sehari-hari bisa mereka gunakan. Ampun dah...Belum lagi siswa yang
sering meninggalkan HP atau Laptopnya ketika pembelajaran dimulai. Yang lebih
parah mereka tidak stand bye dengan HP/Laptopnya tidak a da kabar berita alias
absent. Mungkin itulah beberapa hal buruk atau temuan tidak baik selama
pembelajaran DARING berlangsung.
Jangan khawatir selain temuan
buruk atau tidak baik dalam pembelajaran DARING juga ditemukan beberapa
keunggulan atau kelebihannya. Yakni guru dan siswa semakin bertambah
pengetahuan dalam IT dan seni menjelajah melalui internet. Mendapat pengalaman
baru yang mungkin tidak pernah dialami oleh guru atau siswa sebelum adanya pandemi.
Merasakan belajar tapi cenderung santai karena belajarnya bisa dari rumah bahkan dari mana
saja. Siswa tidak harus terburu-buru membeli peralatan sekolah untuk memenuhi
kegiatan belajar karena cukup dengan HP atau Laptop sudah memenuhi syarat.
Orang tua bisa
menemani anaknya belajar. Hal ini yang tidak bisa mereka lakukan selayaknya di
bangku sekolah. Dengan PJJ guru juga bisa mengajar sambil melakukan aktifitas
rumah lainnya. Semisal memasak, membersihkan rumah, mencuci, menyetrika dan
juga menjaga anak-anak atau bayi-bayi mereka dengan tanpa rasa waswas karena
bisa langsung diawasi sendiri di rumah. Paling tidak hal ini juga mengurangi
biaya untuk penitipan atau menyewa baby sitter yang mungkin biayanya cukup
mahal.
Setiap sesuatu pasti ada baik dan buruk, untung dan rugi, unggul maupun tidak unggul. Hal ini bisa
terjadi disetiap lini kehidupan seperti pemberlakuan PJJ atau DARING tersebut.
Namun untuk kondisi merebaknya pandemi yang terjadi dan juga menyebabkan
banyaknya ribuan orang meninggal. DARING tetaplah yang paling sip untuk menjadi
solusinya.
Mengingat penularan
akan terjadi ketika manusia umumnya siswa atau guru khususnya bertemu dalam
kondisi imun rendah. Terkadang kita tidak sadar bahwa kita dalam kondisi imun
yang rendah. Makanya social distancing (menjaga jarak), sering mencuci tangan
dan juga selalu memakai masker menjadi hal yang disarankan oleh pemerintah
khusunya dinas kesehatan. Karena merekalah yang lebih faham mengenai virus-19
dan pencegahannya. Kita sebagai rakyat
selayaknya mematuhi peraturan atau anjuran tersebut.
Selama tidak
membahayakan atau mengancam keimanan kita sebagai umat beragama terutama umat
Islam. Selalu bersyukur dan berdoa
itulah yang seharusnya kita tetap jalankan. Dengan bersyukur segalanya akan
terasa ringan dan dengan berdoa kita mempunyai harapan mengenai kondisi buruk
ini segera berakhir. Ud’uni Astajib lakum (berdoalah niscaya Aku kabulkan) itu
adalah firman Allah SWT.
Doa adalah cara jitu untuk
mengetuk pintu langit jikalau bumi tidak bisa memberikannya. Harapan demi
harapan terus di lakukan oleh kita untuk mendapatkan situasi yang normal
seperti sedia kala. Guru diharapkan tetap semangat dan terus belajar menambah
pengetahuan di bidang IT agar bisa menularkan ilmu dan didikan yang baik
meskipun melalui daring. Siswa diharapkan mampu mencerna apa yang sudah guru
berikan dalam pembelajaran DARING.
Tentunya juga harus
tetap semangat menjemput ilmu walaupun tidak sewajarnya seperti halnya
yang bisa mereka peroleh disekolah.
Untuk satuan pendidikan atau lembaga-lembaga pendidikan diharapkan bisa menjadi
wadah yang baik atau bisa memfasilitasi dunia pendidikan dengan memberikan
bimbingan, arahan atau petunjuk teknis dalam pembelajaran DARING. Pemerintah
dalam hal ini sangat berperan penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan
kenyamanan rakyatnya dalam menjalankan aktifitas belajar maupun mengajar yang
diadakan secara DARING. Dan yang terakhir harapannya untuk para orang tua tetap
mendukung kegiatan DARING meskipun mungkin terasa tidak nyaman karena kebiasaan
anak-anaknya berangkat sekolah namun dengan adanya pandemi ini mereka harus
merelakannya tetap dirumah seakan-akan terlihat tidak bersekolah.
Marilah kita tetap berdoa dan
berusaha selalu tegar dalam menjalankan berbagai aktifitas sehingga kehidupan
terus berlangsung tidak berhenti hanya karena cobaan pandemi yang Allah
berikan. Kita harus tetap optimis dalam segala hal termasuk dalam menghadapi
kondisi ini. Solusi pasti Allah berikan pada kita umat manusia yang mempunyai
akal dan mau berusaha. Usaha dan usaha terus juga dilakukan demi menanggulangi
masalah ini.
Pembelajaran Daring adalah
pilihan terbaik yang dijadikan solusi oleh pemerintah khususnya Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini akan terlaksana dengan baik jika semua pihak
baik dari guru, siswa, satuan pendidikan, pemerintah dan juga orang tua bekerja
sama untuk mensukseskan pembelajaran DARING tersebut. Harapan dengan solusi yang diambil anak-anak atau
siswa bisa terus belajar meskipun dari rumah atau darimana saja mereka berada.
Kegiatan belajar-mengajar melalui DARING memberikan nuansa berbeda dari
sebelumnya. Memberikan pengalaman baru dan hal-hal baik lainnya. Dan akhirnya
semoga Pandemi segera berlalu Aaamiin...Hidup Daring.
UMMI SALAMAH
Guru Tidak Tetap (GTT) SMPN 3 Sumenep dan Guru
Tetap Yayasan (GTY) SMP Plus Miftahul Ulum dan SMA Plus Miftahul Ulum Tarate
Pandian Sumenep. Sehari-hari penulis hanyalah sebagai ibu rumah tangga biasa disela-sela aktifitas mengajarnya. Baru
belajar menulis ini karena mengikuti kegiatan Workshop Literasi Guru yang
diselenggarakan oleh SMPN 3 Sumenep.
E-mail: urifok@gmail.com
WA: 087850207725
Post a Comment for "Pembelajaran BTQ Daring, Pilihan Terbaik Masa Pandemi"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.