Menulis sebelumnya tidak pernah menjadi hobi penulis. Tapi penulis suka membaca. Paling banyak buku fiksi. Pertama kali memiliki keinginan menulis, setelah membaca novel seri horror yang trending pada masanya. Setelah penulis ingat-ingat flashback memori ternyata penulis dahulu saat masih SD pernah menulis cerita horror yang terinspirasi dari karyanya R.L Stine penulis Goosebumps, dan Fear Street. Bahkan jika mengingatkan penulis merasa geli sendiri.
Saat itu menulis di buku tulis dengan tulisan cakar ayam tapi masih bisa
dibaca. Saat itu sebelas tahun silam penulis baru memulai menulis kembali di blog
sendiri. Bukan penulis yang produktif. Istilahnya mood-mood an. Lucunya keinginan menulis itu
muncul setiap kali habis nonton film tentang jurnalis atau penulis buku. Atau setelah membaca
sebuah cerpen atau novel. Bagaimana si penulis itu bisa membuat cerita yang menarik. Sampai
suatu ketika ada seorang bloger bilang: “tulislah apa yang terlintas saat itu juga”
kira-kira seperti itu. Jangan banyak mikir tulis saja apa yang ada dipikiranmu. Lalu penulis mencoba menulis.
Jujur saja setelah penulis mencoba menulis di sebuah platform blogging. Justru menulis
opini itu lebih mudah daripada menulis fiksi. Padahal fiksi itu tulisan imajinatif. Tulisan
nge-halu. Tapi tidak
semudah kedengarannya.
Bayangkan JK Rowling mampu menulis seri Harry potter yang bukunya tebal-tebal.
Menurut penulis, penulis-penulis terkenal itu adalah manusia super versi penulis
sendiri. Pikiran mereka begitu superb! Mampu menghasilkan karya yang luar biasa fantastis. Tapi
keinginan penulis tetap pada menulis fiksi. Saat ini penulis masih berusaha dan tentunya tetap
menulis. Sudah ada beberapa cerita pendek yang penulis simpan di google docs. Ada satu
cerita yang niat awalnya untuk menjadi cerpen tapi kenyataannya jumlah katanya melebihi
standar cerpen. Penulispun galau apakah ini akan dijadikan novel, atau cerita bersambung? Tapi
saat ini penulis sedang mentok ide alias writer’s block. Kondisi yang semua penulis pasti
mengalaminya. mentok. tidak tahu apa yang akan ditulis selanjutnya. Andai saja ada editor
profesional yang dapat memberikan saran itu sangat membantu penulis. Tapi editor itu sendiri
sudah sibuk
sekali.
Maka sementara tulisan itu penulis biarkan mengambang di google docs. Oke selanjutnya penulis juga mendapat masukan penting dari seorang blogger yang juga seorang guru. Sarannya sangat simple yaitu “menulislah setiap hari, lalu lihatlah apa yang terjadi”. Ya beliau konsisten dengan itu dan setelah sekian tahun beliau bahkan sudah menerbitkan beberapa buku non fiksi. Blognya selalu update. Bahkan setiap hari posting lebih dari satu artikel. Kurang produktif apa coba? Menginspirasi beliau ini.
Maka saya mencoba untuk belajar dari beliau-beliau semua dan menerapkan sesuai
dengan kapasitas penulis. Yaitu menulis setiap hari dalam setiap kesempatan. Targetnya
menulis setiap hari. Berapapun kata yang di produksi. Bukan posting setiap hari. Ini untuk
mengukur kemampuan diri dan realistis. Penulis yakin tidak banyak tipe penulis yang
menulis setiap hari seperti mereka yang hebat-hebat itu. Tapi setidaknya penulis bisa menyesuaikan
dan mengukur diri. Ya dengan cara sendiri. Yaitu berusaha untuk menulis setiap hari di
setiap kesempatan walaupun hanya satu dua kalimat.
Dan di tempat penulis mengajar, ada seorang guru senior yang sudah menerbitkan
buku non fiksi pertama beliau di usia yang tidak muda. Beliau menjadi inspirator pribadi
penulis untuk tetap menulis. Saat ini penulis sedang mencari tahu bagaimana beliau tetap bisa
menulis di sela-sela kesibukan sebagai guru dan juga dosen. Dan beliau ini wanita. Penulis
akan mencuri ilmu sebanyak-banyaknya dari beliau. Semoga cerita fiksi yang penulis tuliskan
selama ini suatu hari akan berakhir menjadi sebuah buku fisik.
Hari itu akan datang, tunggu saja. Waktu yang akan membuktikan.
Salam literasi
Ashri Riswandi Djamil, S.Kom
Guru MTs Al Nahdlah Depok
Post a Comment for "Blogging yang Menyenangkan, Menulis Produktif"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.