Bullying di Sekolah
dan Cara Mengatasinya
Eko Wahyuningsih
Bullying atau perundungan saat ini menjadi
perbincangan hangat di publik. Pasalnya, tindak perundungan ini tidak ada
habisnya untuk dikupas akar permasalahannya. Terlebih lagi, sejak mencuatnya
tindak perundungan yang dilakukan oleh siswa terhadap temannya. Hal ini membuat
para orang tua menjadi was-was akan hal yang akan terjadi di lingkungan sekolah
anak-anaknya.
Saat
ini, bully menjadi 3 dosa besar dalam
lingkup pendidikan. Permasalahan tentang perundungan ini menjadi tantangan bagi
para pendidik bahkan para orang tua. Peran orang tua dan guru dalam
permasalahan ini sangat penting sekali dalam mengatasi tindak bullying atau perundungan.
Pelaku
bullying melakukan kekerasan secara
fisik, seperti menendang, memukul, melukai, menampar, mendorong,
menggigit, menendang, mencubit, mencakar dan bentuk fisik lainnya. Bullying jenis ini tentu berbahaya
karena bisa menimbulkan luka parah pada korban.
Bullying
atau bisa disebut juga sebagai perundungan adalah peristiwa yang cukup sering
ditemukan. Salah satunya terjadi bullying
di lingkungan sekolah. Dari situs Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi (Kememendikbudristek) disebutkan bahwa bullying atau perundungan adalah salah satu dari 3 dosa besar
pendidikan, selain kekerasan seksual dan intoleransi. Sehingga tindakan bullying di sekolah tentu perlu
perhatian khusus dan tidak dapat disepelekan. Oleh karena itu dibutuhkan solusi
sebagai cara mengatasi bullying di
sekolah.
Apa
Itu Bullying?
Menurut
buku Stop Perundungan/Bullying Yuk!
yang diterbitkan Kemendikbudristek 2021, bullying
adalah perilaku tak menyenangkan baik secara verbal, fisik ataupun sosial di
dunia nyata maupun dunia maya. Perilaku yang dilakukan oleh perorangan atau
kelompok itu membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan.
Bullying disebut juga sebagai perundungan. Kata bullying berasal dari bahasa Inggris
yang berarti menggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah. Arti kata bully dalam bahasa Indonesia adalah
perundungan. Bullying merupakan suatu
tindakan agresif yang dilakukan secara berulang oleh suatu individu atau
kelompok terhadap individu atau kelompok lain
Pada
dasarnya bullying adalah tindakan
penindasan yang dilakukan individu atau kelompok untuk menganiaya individu lain
secara sadar dan sengaja. Bullying
bisa ditujukan untuk menyakiti atau menakuti dengan ancaman tertentu.
Jenis
Bullying
Bentuk
bullying yang terjadi ada banyak
macam jenisnya tergantung pada tujuan dan motif pelaku kepada korban. Berikut
jenis-jenis bullying
1. Fisik
Bullying jenis ini seringkali ditemui, salah satunya
pada lingkungan sekolah. Pelaku bullying
melakukan kekerasan secara fisik, seperti menendang, memukul, melukai,
menampar, mendorong, menggigit, menendang, mencubit, mencakar dan bentuk fisik
lainnya. Bullying jenis ini tentu
berbahaya karena bisa menimbulkan luka parah pada korban.
2. Prejudicial
Bullying jenis ini merupakan perundungan terhadap ras
atau golongan tertentu. Pelaku biasanya akan melakukannya dengan mengejek
korban atas dasar ras atau latar belakang sukunya yang dianggap lemah.
3.Financial
Bullying jenis ini adalah bentuk perundungan dengan
memaksa korban untuk memberikan uang atau benda berharga miliknya kepada si
pelaku. Biasanya pelaku akan memberikan ancaman apabila korban tidak menuruti
permintaannya.
4. Cyber
Jenis
bullying yang satu ini terjadi di
media sosial, seperti internet atau pada platform tertentu. Pelaku bully akan memberikan komentar atau
respon negatif terhadap postingan seseorang atau dengan menyebarkan informasi
hoax terkait korban.
5.Verbal
Bullying jenis ini mungkin bagi sebagian besar orang
banyak yang melakukan, baik sengaja atau tidak sengaja. Bullying ini dilakukan dengan mengejek atau mengolok-olok seseorang
dengan istilah tertentu untuk mengancam. Selain itu bullying verbal juga bisa untuk merendahkan, mempermalukan korban
atas kelemahannya.
Cara
Mencegah Bullying
Bagaimana cara mencegah terjadinya bullying,
terutama di sekolah?
A.
Pencegahan oleh Anak
1. Memgembangkan budaya pertemanan positif
2. Ikut membuat dan menegakkan aturan sekolah
terkait pencegahan bullying.
3. Ikut membantu dan merangkul teman yang menjadi
korban bullying.
4. Saling mendukung satu sama lain
5. Memahami dan menerima perbedaan tiap individu
di lingkungan sebaya.
6. Stop bullying
B. Pencegahan oleh Keluarga
1. Membangun komunikasi anak dan orang tua.
2. Memperkuat peran orang tua dalam mencegah perundungan
di rumah dan sekolah.
3. Sosialisasi dan advokasi terkait hak anak pada
orang tua.
4. Menyiapkan anak untuk menghadapi perundungan
dengan berkata 'TIDAK'
5. Menyelaraskan pendisiplinan tanpa merendahkan
martabat anak, di sekolah dan dirumah..
6. Melaporkan pada sekolah jika anak jadi korban.
7. Memberi pengertian pada pelaku bullying untuk mencegah
C.
Pencegahan oleh Sekolah
1. Adanya layanan pengaduan kekerasan/media bagi
murid untuk melaporkan bullying
secara aman dengan kerahasiaan yang terjaga.
2. Bekerja sama dan berkomunikasi aktif antara
siswa-orang tua-guru.
3. Kebijakan anti-bullying yang dibuat bersama dengan siswa.
4. Memperhatikan siswa yang rentan dengan bullying. Siswa yang terlihat lemah
secara fisik, anak disabilitas, atau anak yang sering mengeluh di-bully.
5. Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi
korban.
6. Para guru memberi keteladanan, berperilaku
positif dan tanpa kekerasan.
7. Membuat program anti-bullying di sekolah yang melibatkan siswa-guru-orang tua-alumni dan
lingkungan sekitar sekolah..
8. Memastikan sarana-prasarana sekolah tak
mendorong anak melalukan bullying
D. Pencegahan oleh Masyarakat
1. Mengembangkan perilaku peduli, berprinsip
kepentingan terbaik bagi anak, semua anak adalah anak kita yang harus
dilindungi.
2. Bekerja sama dengan sekolah: bersama
mengembangkan budaya antikekerasan, melakukan pengawasan pada praktik bullying, dan memberikan bantuan pada
siswa yang menjadi korban.
Cara Mengatasi dan Menangani Bullying
1.
Penyampaian
pengaduan
Dilakukan oleh pelapor baik siswa korban/saksi, guru, orang tua hingga
masyarakat.
2.
Pengaduan
diterima tim pengaduan
Bisa terdiri dari guru, guru yang dipercaya murid, wali kelas, guru bimbingan
dan konseling (BK), hingga kepala sekolah.
3.
Teknis pengaduan.
Pelapor/saksi menyampaikan laporan pada tim pengaduan
Tim pengaduan menerima dan mengolah aduan yang disampaikan, mengidentifikasi
kebutuhan korban (pendampingan, perawatan luka fisik, dukungan psikologis,
dsb), menanyakan kronologis kejadian yang wajib melibatkan saksi.
4.
Klarifikasi. Melakukan
check dan re-check soal informasi kasus bullying,
mendokumentasikan dan mengumpulkan bukti kejadian/kasus.
5.
Analisis Masalah.
Menetapkan tindakan:
a. Diselesaikan secara internal (mediasi/terminasi), memerlukan
keahlian/pengetahuan tentang kasus.
b. Membutuuhkan rujukan/referral ke pihak lain seperti orang tua, fasilitas
kesehatan, polisi, pusat layanan dan sebagainya.
c. Jika sekolah tak sanggup menyelesaikan, bisa meminta bantuan ke UPT
Kecamatan, Dinas Pendidikan hingga kepolisian.
d. Menyampaikan umpan balik kepada pemohon/pelapor soal tindakan/rujukan yang
akan diambil.
Eko Wahyuningsih
lahir di Sumenep pada 30 Juli 1978. Ia adalah alumni Jurusan PGSD, Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. Saat ini
bekerja dan tinggal di Sumenep bersama suami dan anaknya.
Ia mencintai
dunia anak-anak. Ia bekerja sebagai guru Sekolah Dasar Negeri Marengan Laok I
di kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep.
Saat ini, ia
belajar menulis bersama 1000 Guru Menulis. Cerpen Air Mata Berubah Menjadi
Mutiara merupakan karya pertamanya dan
Pekik Merdeka Indonesia Jaya edisi khusus hari Kemerdekaan RI bersama Ibu
Wakil Bupati Sumenep “ Hj. Dewi Khalifah “ dkk.
Saran dan masukan
sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dan penulisan selanjutnya. Untuk
itu, silahkan kirim saran dan masukan ke ekowahyuningsih07@guru.sd.belajar.id
Post a Comment for "Bullying di Sekolah dan Cara Mengatasinya"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.