Jangan Hanya Dia! Bersatu Melawan Bullying

 

Jangan Hanya Dia! Bersatu Melawan Bullying

Tuti Dede

 


Kasus bullying atau perundungan adalah salah satu kasus yang membuat public geram Kita sering sekali melihat aksi bullying dalam kehidupan sehari-hari baik di kantor, sekolah, rumah dan lingkungan sekitar. Kita sering melihat aksi bullying. Mulai dari ucapan hingga tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Hal yang menjadi pertanyaan untuk itu, Apa yang bisa kita lakukan? Bila kita pelaku bullying, maka kita harus berani untuk menghentikan dan berusaha mencari jalan keluar agar kita tidak terus berada di sana. Bagaimana pun perundungan akan terjadi pada siapa saja tidak terkecuali pada anak-anak di lingkungan sekolah kita, sebagai seorang guru tugas kita untuk bisa mencegah hal itu.

Banyak yang melatar belakangi kasus bullying di sekolah.Diantaranya karena kasus status sosial, tampilan fisik, prestasi sampai masalah percintaan. Namun banyak sekali alasan yang tidak masuk akal lainnya yang menjad latar belakang anak-anak menjadi korban perundungan di sekolah. Yang mana bila hal itu terjadi maka anak-anak akan malas untuk masuk sekolah karena merasa terancam dan tidak nyaman.

Pengalaman saya di sekolah dalam menghadapi kasus bullying, saya melihat orang tua itu menitipkan anak-anaknya di sekolah,tentunya orang tua ingin agar anak-anak nya tumbuh,berkembang dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolahnya. Maka ada baiknya jika sekolah pun memberikan peringatan tegas dan lebih memperhatikan masalah perundungan pada anak-anak. Beberapa kasus bullying /perundungan yang tidak di tangani dengan baik di sekolah dapat berujung pada buruknya prestasi siswa serta terganggu nya proses belajar mengajar di sekolah.Bahkan,jika kasus bullying marak terjadi,bukan tidak mungkin dapat mencemarkan nama baik sekolah di lingkungan sekitar.

Pendidikan sebagai tempat menuntut ilmu sebaiknya menjadi tempat yang ramah bullying/perundungan, namun,nyatanya hanya sedikit sekali seminar di lingkungan sekolah yang membahas tentang bahaya perundungan di sekolah bagi Kesehatan mental anak.Pada hal Pendidikan bebas bullying sangat penting sama pentingnya dengan kasus edukasi sek dini pada anak-anak, yang di galakan di sekolah-sekolah. Banyak orang tua tidak sadar bahwa anaknya yang mengalami pembullyian, anak-anak yang di-bully umumnya merasa ketakutan sehingga berbohong atau menyembunyikan fakta nya. Jika ia mengatakan yang sebenarnya, ia membutuhkan keberanian.

Dalam kondisi sementara, anak kecil yang berada di lingkungan sekolah pasti hanya bisa menangis dan terkadang mengadu pada orangtua, pada hal pada kenyataan nya hal itu walaupun sudah terjadi belasan tahun atau bahkan sepuluh tahun setelahnya luka itu sulit untuk di sembuhkan.

Berdasarkan penelitian dampak bullying baik jangka pendek maupun jangka Panjang perlu di ketahui oleh semua orang. Ada 5 dampak bullying bagi anak-anak dalam jangka pendek, yaitu:

1.      Masalah Psikologis

Kondisi yang paling sering muncul adalah depresi dan gangguan kecemasan.Bisa jadi ia akan takut berteman dengan teman-temannya,khawatir kejadian itu akan terulang Kembali sehingga ia tidak mau kesekolah.Efeknya ini bisa berpengaruh pada kesehatannyanya.Sebagai contoh,saat akan bersekolah,kadang kala anak akan merasakan sakit perut, meski secara fisik kelihatan sehat.

2.      Gangguan Tidur

Korban bullying, sering kali tidak bisa tidur nyenyak,jika bisa tidur,tidak jarang mendapat mimpi buruk.

3.      Pikiran untuk mengakhiri hidup

Miris sekali memang, tetapi hal ini benar-benar pernah terjadi. Jalan pintas yang di ambil merupakan pemikiran pendek agar terbebas dari masalah yang menimpanya.Korban bullying usia anak-anak dan remaja, berisiko memiliki pemikiran untuk menghakhiri hidup agar terbebas dari rasa ketakutan. Inilah bahaya yang harus di wapadai oleh orang tua.

4.      Hilangnya rasa percaya diri

Anak-anak yang mengalami bullying secara tidak langsung merasakan status rendah diri dari orang sekitarnya.Hal ini membuat korban bullying merasa kesepian,menyendiri, terabaikan, dan berujung pada turunnya rasa percaya diri.

 

5.      Gangguan prestasi

Saat belajar di sekolah,ia menjadi kurang fokus mengikuti kegiatan  pembelajaran sehingga tidak ada prestasi belajar.Hal ini bisa berakibat nilai di raportnya banyak angka yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal atau bisa saja mengalami penurunan.Selain itu, jika pelaku pem-bully-an adalah teman sekelasnya, akan membuat nya sering membolos karena ada rasa takut untuk bertemu.

Pengalaman menerapkan kegiatan program anti Bullying di sekolah yang saya lakukan dengan bekerja sama dengan wali murid untuk bisa menasehati anak-anak dari rumah, karena keluarga adalah yang paling utama,yang berperan dalam membentuk karakter anak.Adab,Etika adalah salah satu hal dasar yang di ajarkan pada anak-anak, di mana anak-anak di biasakan untuk tidak berkata kasar kepada sesama di mana pun anak-anak berada,anak-anak di harapkan tidak menjadi pribadi yang menjengkelkan,dan punya keberanian bertanggung jawab apa bila ia bersalah.

            Selain adab dan etika, sisi kerohanian di lingkungan keluarga menjadi dasar perenting,yang mana anak-anak di bekali dengan pengetahuan agama, agar bisa membedakan baik yang haq dan bathil. Sisi kerohanian ini secara otomatis berlaku pada Masyarakat bahkan di sekolah.

            Selain keluarga, sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.Bimbingan konseling seharusnya bukan hanya tentang menghukumanak-anak yang “Bandel “tetapi lebih merangkul anak-anak, membantu anak-anak menemukan solusi yang tepat tanpa mendiskriminasi dan memberikan lebel “nakal“.Di samping itu posisi korban pem-bulily-an memang harus diberikan penanganan yang tepat, di samping itu pelaku juga harus di bimbing agar tidak melakukan hal itu lagi. Seperti buah simalakama, baik korban dan pelaku mereka harus diberikan treatment masing-masing.Sudah selayaknya para orang tua mulai melek, dengan Kesehatan mental karena dari mental yang sehat akan lahir generasi yang berbahagia dan bangsa yang besar.

            Betapa bahagianya dan beruntung, orang tua Ketika melihat anaknya kelak menjadi orang yang bermanfaat, berakhlak, saleh. Karena anak-anak usia sekolah adalah anak-anak yang masih terus harus di bimbing. Sebagai orang tua, marilah kita berikan anak-anak kita, pendidikan dan lingkungan yang baik. Tujuannya agar suatu saat kita akan melihat mereka menjadi anak-anak generasi yang berkualitas, tangguh dan penuh tanggung jawab.

Sebagai seorang guru saya akan terus mengingatkan kepada anak-anak untuk tidak melakukan bullying. Sebab, di dalam agama Islam melarang perilaku bullying. Perilaku bullying itu tidak baik dan harus ditinggalkan. Korban bullying harus di lindungi dan diterima, di jaga perasaannnya.Mari kita sadarkan untuk pelaku bullying akan perbuatannya dan meminta maaf kepada korban bullying nya dan berjanji untuk tidak mengulangi.

            Mari kita bekerjasama mencegah bullying yang terjadi di rumah, sekolah dan lingkungan. Jangan biarkan anak-anak kita menjadi pelaku, penonton dan korban bullying.Jangan biarkan aksi kekerasan seperti penganiayaan, pelecehan, pencabulan, pemerasan, tawuran bullying dan tidakan kekerasan lainnya, terjadi dan mencemari nama sekolah kita.

 

 

Profil Penulis

Tuti Dede, lahir di Jakarta 1 Februari 1969, istri dari Bapak Hindarjo,Ibu dari Putra Hindar Pratama,  Mayrizky Dwihindarti,  Suci Chairunisa Hindarti. Pendidikan terakhir dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “GANESHA “Di Jakarta Program Studi Manajemen.

Mempunyai semboyan hidup “Semua bisa berperan untuk kebaikan” Mencoba menguak arti hidup ini dengan melakukan banyak hal apa saja yang bisa di lakukan adalah untuk mendapat ridho Allah swt lah yang memberikan ijin atas hidup ini. Penulis anak ketiga dari pasangan Almarhum Bapak A. Suherman dan Almarhumah Ibu Hj Mamah, menginginkan agar hidupnya selalu bermanfaat baik di keluarga maupun di masyarakat. Lebih luasnya NKRI Yang tercinta ini, sehingga menjadi orang yang beruntung dunia akherat adalah impiannya, berguna bagi masyarakat adalah harapannya dan beibadah adalah tujuan hidupnya.

Post a Comment for "Jangan Hanya Dia! Bersatu Melawan Bullying"