Tujuh Upaya Mencegah Perundungan di Sekolah

 

Tujuh Upaya Mencegah Perundungan di Sekolah

Drs. Sunindio

           


Saya menjadi tercengang dan kaget membaca berita belum lama ini ada seorang siswa SMP di Temanggung, Jawa Tengah nekat membakar sekolahnya, karena sakit hati, gara-gara sering dirundung oleh teman-teman di sekolahnya.

            Perundungan di sekolah memang kerap terjadi dan sampai sekarang masih sering terjadi. Mengapa perundungan itu bisa terjadi di sekolah? Ada banyak faktor yang menjadi penyebab perundungan terjadi di sekolah, di antaranya:

1.      Ingin populer di antara teman-temannya

Adanya keinginan siswa untuk populer agar bisa lebih eksis di antara teman-temannya, lalu dia melakukan tindakan perundungan terhadap teman-teman sekolahnya yang bisa dia kalahkan, dengan cara meledek, menggosip, menjahili diikuti dengan tindak kekerasan.

2.      Kurang memiliki rasa empati terhadap teman-temannya

Siswa yang kurang mendapatkan edukasi yang baik dari orang tuanya, menjadikan dirinya kurang berempati terhadap siswa lain, sehingga dia merasa tak bersalah melakuan perundungan. Karena menurutnya perbuatan itu hal yang biasa.

3.      Pengaruh sering main game

Siswa yang hobi main game kekerasan, karakter tersebut dapat mempengaruhi karakternya, dan tanpa dia sadari terbawa dalam pergaulannya dengan sesama temannya di sekolah, sehingga terjadilah perundungan.

4.      Ingin berkuasa

Siswa yang memiliki keinginan untuk berkuasa di lingkungannya, cenderung untuk mengendalikan siswa-siswa yang ada di sekelilingnya. Kalau yang bersangkutan merasa terhalangi maka dia akan melakukan perundungan.

5.      Kurang mendapat perhatian

Siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya dan dari lingkungan sekolahnya, punya kecenderungan untuk melakukan perundungan, agar dia mendapatkan perhatian dari orang tuanya dan dari lingkungan sekolahnya sesuai keinginannya.

6.      Pernah menjadi korban perundungan

Siswa yang pernah mengalami korban perundungan ada kecenderungan untuk membalaskan dendamnya ke siswa lain yang dianggapnya lemah, sehingga terjadilah perundungan.

7.      Kesalahan pola asuh dalam keluarga

Seorang siswa yang selalu diperlakukan keras oleh kedua orang tuanya, bisa membentuk siswa yang bersangkutan untuk bertindak kasar terhadap siswa lain yang ada dalam lingkungan akibatnya terjadilah perundungan.

8.      Sering melihat tindakan kekerasan.

Siswa yang sering nonton film kekerasan atau hidup di lingkungan yang keras akan membentuk karakter yang bersangkutan menjadi keras, lalu melakukan kekerasan terhadap teman-teman terdekatnya.

Terjadinya perundungan di sekolah bisa dicegah, antara lain dengan cara:

1.        Orang tua harus bisa mendidik anaknya cara bersikap, bertutur kata dan berkelakuan yang baik di sekolah atau dimanapun berada agar perundungan tak terjadi.

2.        Orang tua harus pandai mengajari trik-trik anti perundungan ke anaknya, sehingga perundungan bisa ditangkal.

3.        Orang tua wajib memberitahu ke anaknya perundungan itu tindakan yang  melawan hukum, sehingga anaknya tidak akan melakukan perundungan.

4.        Peranan guru piket harus ditingkatkan lagi dalam memantau siswa di sekolah, terutama pada kelas yang jamnya kosong.

5.        Menambah kegiatan sekolah tentang pelatihan kepemimpinan, pembinaan karakter, ceramah keagamaan, supaya siswa tidak melakukan perundungan.

6.        Kalau ada jam kosong di kelas, karena gurunya berhalangan mengajar hendaknya ada guru pengganti yang mengajar di kelas tersebut, jam kosong rawan untuk terjadinya perundungan.

7.        Di sudut-sudut sekolah yang rawan, perlu di pasang kamera pengintai untuk mencegah tindak kejahatan termasuk perundungan.

Kalau perundungan masih tetap terjadi di lingkungan sekolah, warga sekolah hendaknya melaksanakan tindakan berikut ini.

1.      Bertindak cepat menyelesaikan kasus perundungan tersebut, supaya masalahnya tuntas dan tidak berlarut-larut.

2.      Tunjukkan rasa empati dan lindungi korban perundungan, agar yang bersangkutan tidak menderita berkelanjutan.

3.      Panggil orang tua pelaku dan orang tua si korban, ajak menyelesaikan kasus perundungan secara kekeluargaan dan bersama-sama.

4.      Datangkan pihak ketiga, jika kasus tersebut tak bisa diselesaikan bersama untuk mencari penyelesaian yang terbaik.

Saya berharap tulisan ini berguna untuk kita semua. Semoga semua sekolah yang ada di Indonesia ini, tak terjadi lagi perundungan, sehingga di masa yang akan datang tidak ada lagi kita mendengar atau membaca kasus perundungan yang membuat kita kaget dan trenyuh.

           

Profil  Penulis 

Lelaki bernama lengkap Drs.  Sunindio ini  Iahir   di  Batu  Ampar, 10 Desember 1964. Dia  alumnus FKIP  UNSRI Palembang,   jurusan   pendidikan Biologi. Dia mengabdi sebagai guru di  SMAN 2 Tanjungpandan sejak tahun 1993 sampai  sekarang. Alamat sekarang Jl. Garuda Raya No. 78 Tanjungpandan Belitung Babel 33414

Selain mengajar dia juga hobi mengedit foto dan menulis. Prestasi yang pernah dia raih adalah sebagai pemenang penulisan naskah buku fiksi di berbagai lomba dan sayembara di tahun 90-an. Buku karyanya ada yang diterbitkan oleh pusat perbukuan dan sudah dua kali mendapatkan hak royalti. Pada tahun 2022 dia meraih penghargaan sebagai penulis produktif dari Mediaguru di Kemendikbud. Di penghujung tahun 2022, 7 buah buku solonya dibeli oleh Perpusnas. Di bulan Mei 2023 juga 7 buah buku solonya dibeli lagi oleh Perpusnas. Capaian yang sudah diraihnya sampai bulan Oktober 2023, buku solo 45 buku, buku antologi 76 buku

Masih ada beberapa buku menuju proses terbit. Yang mau bersilaturahmi bisa menghubunginya di sunindio7788@gmail.com, WA 081929794752

Post a Comment for "Tujuh Upaya Mencegah Perundungan di Sekolah"