Penyebaran Pemahaman Budaya Positif
Tujuan Budaya Positif
Menumbukan Murid-Murid Menerapkan Budaya Positif dan bertanggung jawab atas Keyakinan yang di bahas bersama
Menumbuhkan Murid-murid yang Menerapkan Disiplin Positif dengan Motivasi Internal
Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
Konsep Inti Budaya Positif
Perubahan Paradigma Baru
Disiplin Positif
Nilai-Nilai Kebajikan
Kebutuhan Dasar Manusia
Lima Posisi Kontrol
Keyakinan Kelas
Restitusi
Pembelajaran Paradigma Baru
Perencanaan pembelajaran dalam pembelajaran paradigma baru berdasarkan prinsip yang mempertimbangkan proses perkembangan peserta didik terhadap capaian kompetensi. Pembelajaran berdiferensiasi yang mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik beragam peserta didik.
Pembelajaran paradigma baru mengitegrasikan penerapan profil pelajar Pancasila sebagai acuan kebijakan sistem pendidikan.
Enam (6) kompetensi dan karakter esensial.
Disiplin Positif
“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka.
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)
“...pertanggungjawaban atau verantwoordelijkheld itulah selalu menjadi sisihannya hak atau kewajiban dari seseorang yang pegang kekuasaan atau pimpinan dalam umumnya. Adapun artinya tidak lain ialah orang tadi harus mempertanggungjawabkan dirinya serta tertibnya laku diri dari segala hak dan kewajibannya.
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469)
Disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal
Disiplin positif merupakan cara penerapan disiplin dengan tujuan menumbuhkan kesadaran dan memberdayakan murid tanpa adanya imbalan, penghargaan dan hukuman
Nilai-Nilai Kebajikan Universal
Tanggungjawab
Toleransi
Kebahagiaan
Keadilan
Kesantunan
Semangat
Kejujuran
Rendah hati
Peduli
Rajin
Kebersihan
Komitmen
Percaya diri
Gotong royong
Tenggang rasa
Displin
Keyakinan Kelas
Mengapa Keyakinan Kelas?
Kok Bukan Peraturan Kelas?
Cara Menyusun Keyakinan Kelas
memunculkan peraturan.
mengubah peraturan tersebut dengan kalimat yang lebih positif.
mengkristalkan peraturan menjadi keyakinan.
berdiskusi mengenai gambaran perilaku yang mencerminkan keyakinan kelas.
berdiskusi mengenai peran seluruh warga kelas.
meninjau ulang keyakinan yang sudah kita buat dari waktu ke waktu
Kebutuhan Dasar Manusia
1. Kebutuhan Bertahan Hidup
Kebutuhan bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya kesehatan, rumah, dan makanan. Kebutuhan biologis sebagai bagian dari proses reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap bertahan hidup.
2. Kasih sayang dan Rasa Diterima (Kebutuhan untuk Diterima)
Kebutuhan ini dan tiga kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan psikologis. Kebutuhan untuk disayangi dan diterima meliputi kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial, kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok.
3. Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan) Kebutuhan
Berhubungan dengan kekuatan untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, menjadi terampil, diakui atas prestasi dan keterampilan kita, didengarkan dan memiliki rasa harga diri. Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat perbedaan, bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dihormati.
4. Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan)
Kebutuhan untuk bebas adalah kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang. Anak-anak dengan kebutuhan kebebasan yang tinggi menginginkan pilihan, mereka perlu banyak bergerak, suka mencoba-coba, tidak terlalu terpengaruh orang lain dan senang mencoba hal baru dan menarik.
5. Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang)
Kebutuhan akan kesenangan adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa. Bayangkan hidup tanpa kenikmatan apa pun, betapa menyedihkan. Glasser menghubungkan kebutuhan akan kesenangan dengan belajar.
Post a Comment for "AKSI NYATA MODUL 1.4 Penyebaran Pemahaman Budaya Positif"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.