SKENARIO PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI
KASUS 1
Arhan Suka Marah kepada Temannya di Dalam Kelas
Arhan sebenarnya adalah anak yang
baik. Namun, ia kadang marah apabila pembicaraannya tidak digubris dengan
temannya di kelas. Apalagi saat ia menegur temannya untuk tidak membuang sampah
sembarangan atau ribut di dalam kelas. Arhan mengingatkan dengan ucapan.
Tetapi, ia kadang marah kepada temannya. Bisa sampai membentak-bentak.
Pak Ali : “Assalamualaikum, Arhan“
Arhan :
“Waalaikumsalam“
Pak Ali :
“Kamu tadi sudah sarapan?“
Arhan :
“ya Pak“
Pak Ali :
“Jadi, begini, pak Ali manggil kamu, tadi melihat insiden. Kamu marah-marah ya
ke temannya?“
Arhan :
“ya pak, benar“
Pak Ali :
“Adakah alasannya, kamu marah kepada temanmu?“
Arhan :
“Ya, pak. Teman salah. Diingatkan tidak mau“
Pak Ali :
“Baiklah, artinya, kamu marah karena mengingatkan temanmu yang salah.
Sebenarnya, marah itu wajar. Termasuk pak Ali juga bias marah. Pak Ali
memanggil Arhan tidak ingin mencari siapa yang salah dan yang benar. Pak Ali
ingin memastikan saja kita bisa menyelesaikannya.“
Arhan :
“Iya pak. Saya marah karena ingin menegur teman agar tidak berbuat salah“
Pak Ali :
“Iya. Bagus. Kamu sebenarnya bisa melakukan lebih dari itu. Tapi kamu menahan
diri. Itu luar biasa. Lalu, apa lagi yang membuatmu marah, Arhan“
Arhan :
“Anak-anak main bola di kelas pak, ada yang memecahkan kaca juga. Saya marah
pak“
Pak Ali :
“Iya, Arhan. Bapak memahami. Mari kita ingat lagi ya. Kira-kira keyakinan kelas
yang mana yang belum Arhan kuatkan ya?“
Arhan :
“Saya belum kuatkan pada saling menghormati, sopan santun pak“
Pak Ali :
“Ya, Arhan, Artinya ada keyakinan kelas seperti saling menghormati dan menjaga
ketertiban yang perlu dikuatkan lagi, kan?“
Arhan :
“Ya, pak.“
Pak Ali :
“Menurut Arhan, kira-kira, Arhan akan berubah tidak marah lagi sesuai dengan
keyakinan kelas, mulai kapan?“
Arhan :
“Secepatnya pak, nanti saya bias tidak marah lagi.“
Pak Ali :
“Wah, hebat ya. Terima kasih kalua begitu.“
Arhan :
“Ya pak. Terima kasih. Saya siap berubah pak, nanti.“
Pak Ali :
“Baiklah, Semangat ya. Kalau begitu, Arhan bisa ke kelas lagi ya.
Assalamualaikum“
Arhan :
“Ya pak. Makasih. Waalaikum salam“
KASUS 2
Luluk Sering Makan-makan di Dalam Kelas Saat Pembelajaran Berlangsung
Luluk sering terlihat sembunyi
dan makan-makan di dalam kelas saat pelajaran berlangsung. Alasannya, karena
tidak sempat sarapan di rumah dan keburu berangkat sekolah.
Pak Ali :
“Assalamualaikum wr.wb. Gemana kabarmu
hari ini?“
Luluk :
“Waalaikum salam, baik pak.“
Pak Ali :
“Kamu tadi siapa yang mengantar ke
sekolah“
Luluk :
“Ayah, pak“
Pak Ali :
“OK. Luluk, apakah kamu tahu maksud
dipanggil hari ini oleh pak Ali“
Luluk :
“Iya, pak tahu.“
Pak Ali :
“Iya, pak Ali melihat sepertinya Luluk
makan-makan di kelas ya“
Luluk :
“Ya, pak. Makan Kue“
Pak Ali :
“Nah, kalau begitu, nanti bungkusnya kan
menjadi sampah di kelas ya. Luluk tahu itu kan?“
Luluk :
“Ya pak tahu“
Pak Ali :
“Tapi, tak apa-apa. Itu wajar dan
manusiawi ketika kita makan-makan di kelas. Lalu, apa alasan Luluk makan-makan
di dalam kelas?“
Luluk :
“Anu, pak. Di rumah saya takut kesiangan
berangkat ke sekolah. Jadi tidak sempat sarapan. Bawa kue dan di makan di dalam
kelas“
Pak Ali :
“Oh, iya. Kalau nunggu istirahat nggak
kuat ya“
Luluk :
“Ya, pak. Lapar“
Pak Ali :
“Baik. Tidak apa. Kamu sudah punya alasan
melakukan itu. Bahkan sebenarnya kamu bisa melakukan lebih dari sekadar makan
kue. Kamu bisa makan dan minum di kelas. Cuma kamu berhasil menahan diri. Itu
bagus sekali.“
Luluk :
“Iya pak Luluk lapar banget sih pak“
Pak Ali :
“Menurut Luluk, apakah itu baik makan di
kelas? Pak Ali tidak mau mencari siapa yang salah. Kita akan menyelesaikannya
dengan baik saja. Luluk tenang saja. Itu bukan suatu kesalahan“
Luluk :
“Ya pak. Saya menyadari itu salah. Karena
saya lapar pak.“
Pak Ali :
“Nah, ketika Luluk makan-makan di kelas,
temannya nanti tahu kan? Kamu akan ada sampahnya itu“
Luluk :
“Ya pak.“
Pak Ali :
“Nah, menurut Luluk, itu kan kurang
bagus. Coba ingat lagi keyakinan kelas. Kira-kira jika demikian perlu dikuatkan
pada keyakinan kelas yang mana?“
Luluk :
“Menjaga ketertiban dan kebersihan kelas
pak“
Pak Ali :
“Baik, benar Luluk. Lalu, bagaiaman usaha
luluk untuk menjaga kebersihan dan ketertiban kelas serta menguatkan keyakinan
kelas“
Luluk :
“Tidak akan makan di kelas lagi pak“
Pak Ali :
“Yakin ya? Bagus jika begitu. Mulai kapan
kamu akan melakukannya untuk tidak makan-makan di kelas?“
Luluk :
“Mulai besok pak, insyaAllah“
Pak Ali :
“OKe, baik. Terima kasih jika begitu ya.
Assalamualaikum“
Luluk :
“Waalaikumsalam. Makasih pak.“
Post a Comment for "SKENARIO PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI"
Tinggalkan komentar Sahabat sebagai saran dan masukan yang sangat berharga untuk tetap belajar dan berbagi. Terima kasih atas kunjungannya.