PEMBELAJARAN DEEP LEARNING YANG MENINGKATKAN KETERAMPILAN 6Cs DAN KEAKTIFAN MURID

 

PEMBELAJARAN DEEP LEARNING YANG MENINGKATKAN KETERAMPILAN  6Cs DAN KEAKTIFAN MURID

Vita Nur Oktavia

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STKIP PGRI Sumenep

Email: vitanuroktavia656@gmail.com

Abstrak

Keterampilan abad ke-21 menjadi aspek penting yang harus dikuasai siswa untuk menjawab tantangan global. Keterampilan ini, yang dikenal dengan istilah 6C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication, Character, dan Citizenship), membantu siswa berkembang tidak hanya di bidang akademik tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Namun, metode pembelajaran tradisional sering kali kurang mendukung pengembangan keterampilan ini karena lebih berfokus pada hafalan dibandingkan pemahaman yang mendalam. Pendekatan deep learning hadir sebagai solusi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan menyenangkan. Artikel ini membahas konsep, prinsip, dan implementasi deep learning dalam meningkatkan keterampilan 6C dan keaktifan murid, dengan memberikan contoh nyata penerapan di berbagai jenjang pendidikan.

Kata kunci: •   6C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication, Character, Citizenship),Deep Learning, Pembelajaran Bermakna, Keterampilan Abad ke-21. Keaktifan Murid

Abstract

21st-century skills have become an essential aspect that students must master to face global challenges. These skills, known as the 6Cs (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication, Character, and Citizenship), help students develop not only academically but also in daily life. However, traditional teaching methods often fail to support the development of these skills as they focus more on memorization rather than deep understanding. The deep learning approach emerges as a solution to create meaningful, relevant, and enjoyable learning experiences. This article discusses the concept, principles, and implementation of deep learning in enhancing the 6C skills and student engagement, with real-life examples of its application at various educational levels.

Keywords: 6C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication, Character, Citizenship), Deep Learning, Meaningful Learning, 21st Century Skills, Student Engagement.

Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk individu yang mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan. Di era digital ini, keterampilan akademik saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan siswa. Keterampilan abad ke-21, yang meliputi critical thinking, creativity, collaboration, communication, character, dan citizenship (6C), menjadi sangat penting untuk memastikan siswa dapat berpikir kritis, berinovasi, bekerja sama, dan berkomunikasi secara efektif.

Tantangan utama pendidikan di Indonesia dan banyak negara lainnya adalah dominasi pendekatan pembelajaran tradisional yang lebih menekankan pada hafalan. Siswa sering kali diposisikan sebagai penerima informasi pasif tanpa diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya, siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan memecahkan masalah yang relevan dengan kehidupan nyata.

Deep learning hadir sebagai solusi terhadap tantangan ini. Pendekatan ini berfokus pada pembelajaran yang tidak hanya memberikan pemahaman mendalam, tetapi juga memungkinkan siswa untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata. Selain itu, pembelajaran deep learning mengedepankan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara mandiri dan aktif.

Melalui implementasi pembelajaran deep learning, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana deep learning dapat diterapkan secara efektif di berbagai jenjang pendidikan untuk meningkatkan keterampilan 6C dan keaktifan siswa.

 

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur (literature review). Metode ini bertujuan untuk menganalisis berbagai sumber ilmiah, seperti jurnal, buku, artikel, dan dokumen lainnya yang relevan dengan topik pembelajaran deep learning, keterampilan 6C, dan keaktifan murid. Desain penelitian berbentuk kajian literatur sistematis. Peneliti mengumpulkan, menganalisis, dan mensintesis informasi dari berbagai sumber yang kredibel untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pembelajaran deep learning dapat meningkatkan keterampilan 6C dan keaktifan siswa.

Pembahasan

1.      Konsep dan Prinsip Deep Learning

Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran. Berbeda dengan metode tradisional yang berfokus pada transfer pengetahuan, deep learning mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam, menghubungkannya dengan pengalaman hidup mereka, dan menerapkannya dalam situasi baru. Pendekatan ini berlandaskan tiga prinsip utama, yaitu:

·      Mindful Learning: Siswa diajak untuk sepenuhnya sadar dan fokus pada proses belajar, sehingga meningkatkan keterlibatan emosional dan intelektual mereka.

·      Meaningful Learning: Pembelajaran dirancang agar siswa dapat menghubungkan materi dengan pengalaman hidup atau masalah nyata, sehingga materi menjadi relevan.

·      Joyful Learning: Suasana pembelajaran yang menyenangkan memotivasi siswa untuk terus belajar dengan antusias.

Ciri utama dari deep learning meliputi pembelajaran berbasis proyek atau masalah, pemahaman konseptual yang mendalam, dan integrasi antara berbagai bidang ilmu. Dengan demikian, deep learning tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran itu sendiri.Berpusat pada siswa: Siswa aktif dalam proses belajar melalui diskusi, eksperimen, dan eksplorasi.

2.      Mengembangkan Keterampilan 6C melalui Deep Learning

Deep learning memungkinkan pengembangan keterampilan 6C secara terintegrasi.

·      Critical Thinking dikembangkan melalui aktivitas seperti analisis data, pemecahan masalah, dan diskusi kasus nyata. Misalnya, siswa diminta untuk mencari solusi terhadap masalah lingkungan di daerah mereka.

·      Creativity dilatih melalui proyek-proyek yang memerlukan inovasi, seperti menciptakan produk baru atau menghasilkan karya seni yang relevan dengan isu tertentu.

·      Collaboration diperkuat dengan pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

·      Communication dikembangkan melalui presentasi, debat, atau laporan tertulis yang melibatkan penyampaian ide secara efektif.

·      Character dibentuk melalui aktivitas yang mengutamakan nilai-nilai tanggung jawab, empati, dan kedisiplinan.

·      Citizenship ditanamkan melalui proyek-proyek berbasis isu sosial, seperti kampanye kesadaran lingkungan atau kegiatan pengabdian masyarakat.

3.      Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Deep Learning

Deep learning mengubah peran siswa dari penerima informasi pasif menjadi peserta aktif dalam pembelajaran. Siswa terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti berdiskusi, mengeksplorasi, dan merefleksikan pembelajaran mereka. Dengan metode ini, siswa diajak untuk berpikir kritis, mengajukan pertanyaan, dan menyelesaikan masalah secara mandiri.

Keaktifan siswa juga ditingkatkan melalui penggunaan teknologi dan media digital. Misalnya, siswa dapat menggunakan platform daring untuk melakukan riset, berdiskusi dengan teman sekelas, atau mempresentasikan proyek mereka. Dengan cara ini, deep learning menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan menarik.

4.      Contoh Implementasi di Berbagai Jenjang Pendidikan

Deep learning dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan dengan menyesuaikan tingkat kompleksitas aktivitasnya.

PAUD DAN SD

Di jenjang PAUD dan SD, siswa dapat diajak untuk terlibat dalam aktivitas eksplorasi sederhana. Misalnya, menanam tanaman dan merawatnya setiap hari dapat membantu siswa memahami konsep siklus kehidupan tumbuhan sekaligus membangun karakter mereka

SMP

Pada jenjang SMP, siswa mulai diajak untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks. Sebagai contoh, siswa dapat melakukan proyek dokumentasi sejarah lokal dengan mewawancarai tokoh masyarakat, membuat video dokumentasi, dan mempresentasikan hasilnya. Aktivitas ini melibatkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

.SMA/SMK

Di jenjang SMA/SMK, pembelajaran deep learning difokuskan pada proyek berbasis riset atau inovasi. Misalnya, siswa SMK yang mempelajari teknik dapat diminta untuk merancang alat yang ramah lingkungan, sementara siswa SMA dapat terlibat dalam debat tentang isu global seperti perubahan iklim. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia kerja atau pendidikan tinggi.

Kesimpulan

Pembelajaran deep learning merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan 6C dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, deep learning mendorong mereka untuk memahami materi secara mendalam, menghubungkannya dengan pengalaman nyata, dan menerapkannya dalam berbagai situasi.

Pendekatan ini juga membangun keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, karakter, dan kewarganegaraan siswa, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Melalui implementasi yang konsisten di berbagai jenjang pendidikan, deep learning dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu berkontribusi secara positif bagi masyarakat.

 

 

 

Daftar Pustaka

Fullan, M. (2014). The Principal: Three Keys to Maximizing Impact. Jossey-Bass.

Fullan, M., Quinn, J., & McEachen, J. (2017). Deep Learning: Engage the World Change the World. Corwin.

Kemendikbud. (2022, September 6). Mengenal Peran 6C dalam Pembelajaran Abad ke-21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia..

Guru Inovatif. (2022, September 6). Mengenal 3 Pilar Konsep Deep Learning dalam Pendidikan. Guru Inovatif.

Hafecs. (2022, September 6). Dari Kelas ke Dunia dengan Mengasah Keterampilan 6C di Era Abad 21. Hafecs.

ResearchGate. (2019). 6C Levels among Trainee Teachers upon the Implementation of NPDL in a Teacher Training Institute. ResearchGate.

Ruangguru. (2022, September 6). Mengenal Deep Learning, Pendekatan Belajar Baru dari Michael Fullan. Ruangguru.

Kompasiana. (2022, September 6). Strategi Pembelajaran Deep Learning, Membentuk Pemahaman dan Kompetensi Mendalam. Kompasiana.

Kemdikbud. (2022, September 6). Deep Thinking - Salah Satu Alat Menuju Deep Learning. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia..

BDK Semarang. (2022, September 6). Kerangka Pembelajaran Mendalam (The Deep Learning Framework). Balai Diklat Keagamaan Semarang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biodata penulis

Nama

:

Vita Nur Oktavia

NPM

:

21862061A0021469

Program Studi

:

PGSD

Perguruan Tinggi

:

STKIP PGRI SUMENEP

 

Post a Comment for "PEMBELAJARAN DEEP LEARNING YANG MENINGKATKAN KETERAMPILAN 6Cs DAN KEAKTIFAN MURID"